Muhasabah Pagi : Metamorfosis Orang Beriman Di Bulan Ramadan

- 12 Mei 2021, 12:51 WIB
Muhasabah Pagi : Metamorfosis Orang Beriman Di Bulan Ramadan
Muhasabah Pagi : Metamorfosis Orang Beriman Di Bulan Ramadan /Hasbi NR/Literasi News

Literasi News - Sebagian orang ketika melihat ulat akan merasa takut bahkan tidak sedikit yang fobia, saat melihatnya terasa gatal serta memberi efek jijik. Sehingga tidak sedikit diantaranya ketika seseorang melihat jenis serangga ini langsung diinjak atau dilempar.

Namun makhluk yang ditakuti oleh sebagian orang ini pada saat berat badan dan pertumbuhannya telah maksimal akan melalui proses berikutnya yaitu menjadi pupa atau kepompong.

Saat berada di dalam kepompong, ulat mulai meninggalkan aktifitas makan serta pemenuhan kebutuhan biologisnya. Pada saat itu ulat meninggalkan struktur tubuhnya yang lama serta mencerna tubuhnya sendiri hingga menyisakan bagian-bagian tubuh yang penting saja.

Baca Juga: Pemerintah Jamin Pasokan BBM dan LPG Selama Periode Libur Lebaran Aman, Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat

Kemudiaan memulai proses metamorfosis, membentuk struktur tubuh yang baru yaitu kupu-kupu yang memiliki bentuk indah dan menawan dengan aneka perpaduan warna pada sayapnya, tidak sedikit orang yang menyukainya.

Analogi kepompong tersebut tepat dengan Bulan Ramadhan bagi orang yang beriman. Ramadan adalah kepompong yaitu proses metamorfosis seorang yang beriman menjadi manusia baru yang mulia, tidak ada yang lebih mulia pada posisi ini yaitu menjadi manusia yang bertaqwa (al Hujurat [49]: 13)

Sebulan penuh seorang yang beriman berkomtemplasi, merenung dan melakukan berbagai ibadah serta kebaikan di bulan Ramadan. Seolah-olah semua aktifitas itu sedang melepaskan berbagai unsur yang bukan manusia, sebagai hamba Allah yang selama ini melekat dan menjadi benalu dalam dirinya.

Baca Juga: Berikut 10 Ucapan Idul Fitri Sangat Cocok Dibagikan di Media Sosial Anda

Sebulan lamanya Ramadan menjadi proses metamorfosis bagi seorang yang beriman menjadi manusia-manusia baru, yang boleh jadi pada mulanya perkataan dan perilakunya menakutkan banyak orang di sekitarnya.

Melalui proses "kepompong Ramadan" menjadi manusia yang selalu menyebarkan rahmat Allah SWT dan menjadi penyebab turunnya keberkahan Allah SWT kepada orang-orang disekitarnya.
Semoga bermanfaat.
(H. Asep Dadan Wildan, M.A)***

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x