Prof Quraish Shihab Jelaskan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar

26 Maret 2023, 17:24 WIB
Prof Quraish Shihab Jelaskan Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar. /Tangkap Layar Instagram @bayt.alquran/

Literasi News- Datangnya malam lailatul qadar tidak seorang pun yang mengetahui tepatnya kapan. Selama ini umat Islam hanya membaca tanda-tanda malam yang menurut Al-Qur’an lebih baik dari seribu bulan ini.

Betapa mulianya malam lailatul qadar karena mampu membawa seorang hamba pada ketakwaan yang hakiki.

Lalu, benarkah pertanda malam lailatul qadar di antaranya membekunya air, heningnya malam, dan menunduknya pepohonan, dan sebagainya?

Menurut Muhammad Quraish Shihab dalam Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (1999)

Baca Juga: Spanduk Protes untuk Ridwan Kamil Kembali Muncul di Tasikmalaya, Berikut Pemicunya

Dan ini harus diimani oleh setiap muslim berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (QS Al-Qadr: 1)

dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (QS Ad-Dukhan: 3).

Ditegaskan dalam Al-Qur’an, malam tersebut adalah malam mulia, tidak mudah diketahui betapa besar kemuliaannya.

Ini diisyaratkan oleh adanya “pertanyaan” dalam bentuk pengagungan, yaitu “Wa ma adraka ma lailatul qadar.”

Untuk memperoleh pemahaman yang jernih terkait malam lailatul qadar, Prof Quraish Shihab memberikan sejumlah. keterangan terkait arti kata qadar. Ia memaparkan tiga arti pada kata qadar tersebut.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Ramadhan Satu Bulan Penuh: Lengkap Teks Arab, Arab Latin dan Terjemahnya

Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia.

Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan Firman Allah pada Surat Ad-Dukhan ayat 3. Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun.

Al-Qur’an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah swt mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad saw guna mengajak manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur’an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih.

Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam ayat ke-91 Surat Al-An’am yang berbicara tentang kaum musyrik: Ma qadaru Allaha haqqa qadrihi idz qalu ma anzala Allahu ‘ala basyarin min syay’i (mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia).

Ketiga, qadar berati sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: Pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur’an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra’du: Allah yabsuthu al-rizqa liman yasya’ wa yaqdiru (Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya)***

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler