Optimalkan Sosialisasi dan Edukasi Mitigasi Bencana di Pesisir Selat Sunda Banten

- 18 Januari 2022, 11:44 WIB
Ilustrasi episenter gempa di Selatan Banten.* BPBD provinsi dan kabupaten harus mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana di pesisir Selat Sunda Banten.
Ilustrasi episenter gempa di Selatan Banten.* BPBD provinsi dan kabupaten harus mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana di pesisir Selat Sunda Banten. /BMKG/

Literasi News - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi dan kabupaten harus mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana di pesisir Selat Sunda Banten. Hal ini terutama untuk mengurangi risiko kebencanaan.

Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Latansa Mashiro Rangkasbitung, Mochamad Husen, menjelaskan, pesisir Selat Sunda Banten baik di utara maupun selatan merupakan daerah rawan bencana gempa dan tsunami.

BPBD provinsi dan kabupaten harus lebih mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana. Upaya ini agar masyarakat pesisir Banten dapat mengetahui dan melakukan antisipasi dengan upaya penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami," kata Mochamad Husen saat dihubungi Antara di Lebak, Banten, Selasa 18 Januari 2022.

Meskipun tidak mengetahui kapan gempa dan tsunami itu terjadi, menurut dia, namun masyarakat pesisir Banten harus memiliki pengetahuan tentang mitigasi guna mengurangi risiko kebencanaan.

"Jika masyarakat pesisir Banten itu memahami mitigasi, kemungkinan besar mereka bisa menyelamatkan diri dari ancaman gempa dan tsunami," ujarnya.

Baca Juga: Desa Tangguh Bencana Harus Menjadi Program Prioritas Pemerintah Daerah

Selain itu, tambah dia, BPBD juga perlu memasang rambu evakuasi dan membangun tempat evakuasi serta melakukan kegiatan simulasi secara berkala.

Mochamad Husen mengatakan, jika terjadi gempa besar dengan potensi peringatan dini tsunami yang disiarkan BMKG maka dalam beberapa menit masyarakat pesisir bisa melakukan langkah penyelamatan.

"Saya yakin melalui kegiatan itu dipastikan tidak banyak korban jiwa," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan, pihaknya hingga kini mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana khususnya di pesisir pantai selatan yang masuk kategori daerah dengan potensi gempa tektonik dan tsunami.

Kegiatan mitigasi itu, tutur dia, untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan untuk penyelamatan diri dari terjangan bencana tsunami yang berpotensi di pesisir Kecamatan Wanasalam, Malimping, Cihara, Panggarangan, Bayah dan Cilograng.

"Kami melakukan kegiatan sosialisasi mitigasi dan membangun jalur evakuasi untuk mengurangi risiko kebencanaan," ujarnya.

Sebagai informasi, tsunami yang berkaitan dengan erupsi Gunung Krakatau berdasarkan catatan sejarah terjadi pada 416 tahun silam, kemudian pada 1883, 1928, serta 2018.***

Editor: Hasbi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x