Literasi News - Meskipun belum ada kepastian dari otoritas Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, Kementerian Agama (Kemenag) tetap menyiapkan skenario pelaksanaan dan pemberangkatan jamaah haji 1443 Hijriah atau tahun 2022.
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi menjelaskan bahwa dengan mengingat sampai dengan saat ini pandemi Covid-19 belum berakhir, yang ditandai dengan munculnya varian Omicron, maka pemerintah melakukan mitigasi penyelenggaraan haji.
Terkait kondisi itu, ada tiga opsi yang disiapkan, yakni secara kuota penuh, kuota terbatas, dan tidak memberangkatkan haji seperti dua tahun sebelumnya demi keselamatan bersama.
Menurut Zainut Tauhid Sa'adi, pemerintah hingga saat ini tetap bekerja dengan menyiapkan opsi pertama. Sejumlah mitigasi disiapkan, seperti siapa saja calon jamaah yang akan diberangkatkan hingga rencana penerbangan.
"Kita semua berharap wabah ini segera berakhir, sehingga penyelenggaraan ibadah haji dapat berjalan secara normal seperti penyelenggaraan ibadah haji pada tahun sebelum-sebelumnya," kata Zainut Tauhid Sa'adi saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI yang diikuti Antara di Jakarta, Kamis 13 Januari 2022.
Dia menjelaskan bahwa calon jamaah haji yang akan diberangkatkan adalah mereka yang berhak berangkat pada 1441 Hijriah/2020 Masehi. Calon jamaah haji telah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (bipih) maupun yang belum sempat melunasi bipih. Serta tidak melakukan pembatalan hajinya.
Selain itu, Kemenag telah berkoordinasi dengan maskapai penerbangan yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara penerbangan haji 1441 Hijriah/2020 Masehi yakni Garuda Indonesia, Saudi Arabia Airlines, dan Flynas.
Persiapan lainnya yakni terus berkoordinasi dengan Arab Saudi soal kebijakan penyelenggaraan ibadah dan kuota haji, pengintegrasian siskohat dengan aplikasi PeduliLindungi dan Tawakkalna, simulasi pemberangkatan jamaah, hingga penerapan pembatasan jarak dalam pelayanan di embarkasi Indonesia maupun Arab Saudi.***