Status Gunung Semeru Naik Menjadi Siaga Level 3, Simak Penjelasan Badan Geologi

- 17 Desember 2021, 14:15 WIB
Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, naik menjadi Siaga level 3. Demikian pernyataan dari Badan Geologi.
Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, naik menjadi Siaga level 3. Demikian pernyataan dari Badan Geologi. /Rifqi Danwanus/KABAR LUMAJANG

Literasi News - Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, naik menjadi Siaga Level 3. Demikian pernyataan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, menjelaskan, tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Waspada Level 2 menjadi Siaga level 3 terhitung mulai 16 Desember 2021 pukul 23:00 WIB.

"Kenaikan status itu mengingat aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava," kata Eko Budi Lelono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 17 Desember 2021, dilansir Antara.

Seperti diketahui, terdapat empat status gunung berapi yaitu normal, waspada, siaga dan awas.

Menurut Eko, masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak gunung.

"Selain itu, masyarakat juga tidak boleh memasuki dan tidak boleh beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," ujarnya.

Baca Juga: Ini Aturan Terbaru Perjalanan Kereta Api Selama Masa Libur Natal dan Tahun Baru 2022

Disebutkan, luncuran awan panas kembali terjadi kemarin pada pukul 09:30 WIB. Kejadian awan panas itu terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi 395 detik, namun secara visual tidak teramati karena Gunung Semeru tertutup kabut.

Kemudian pada sore harinya, terjadi luncuran awan panas pada pukul 15:42 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak. Kejadian awan panas ini terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dan durasi 400 detik.

Berdasarkan pengamatan kegempaan teramati getaran didominasi oleh gempa letusan, hembusan, dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata delapan kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021.

"Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan," kata Eko.

Baca Juga: Waspada Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, Peringatan Dini Cuaca BMKG Jumat 17 Desember 2021

Disebutkan, aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran dua kilometer dari pusat erupsi. Aliran lava itu masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.

"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," tuturnya.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim hujan masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan.

Secondary explosion juga berpotensi terjadi di sepanjang aliran sungai apabila luncuran awan panas yang terjadi masuk atau kontak dengan air sungai.***

Editor: Hasbi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x