Semangat Pahlawan Harus Jadi Inspirasi, Gus Yaqut Ucapkan Terimakasih Kepada Para Tokoh Agama

- 10 November 2021, 10:21 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mengatakan bahwa semangat para pahlawan harus menjadi inspirasi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mengatakan bahwa semangat para pahlawan harus menjadi inspirasi. /Dok Kemenag

Literasi News - Hari Pahlawan diperingati setiap 10 November. Dalam memperingatinya, Bangsa Indonesia yang merdeka harus meneladani nilai-nilai luhur para pahlawan.

Di antaranya adalah semangat para pahlawan yang tak pernah membeda-bedakan, baik itu dari sisi suku, ras, agama, dan golongan harus menjadi inspirasi dan terus dirawat sampai saat ini.

Demikian diungkapkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang lebih dikenal sebagai Gus Yaqut, saat memperingati Hari Pahlawan di Jakarta, Rabu 10 November 2021.

"Jika menengok peristiwa 10 November, 76 tahun yang lalu, kita bisa belajar, bagaimana seluruh masyarakat saat itu melebur, demi Indonesia. Saat itu, tidak ada perbedaan golongan, tingkatan, agama, dan paham. Yang ada hanya keinginan untuk mempertahankan keutuhan Indonesia," kata Gus Yaqut.

Menteri Agama mengatakan, Indonesia saat ini memang tidak mengalami perang secara fisik. "Tetapi, banyak narasi-narasi negatif yang muncul di masyarakat dan dapat mengancam keutuhan kehidupan berbangsa," ujarnya.

Baca Juga: Hari Pahlawan Jadi Momentum Serap Nilai Perjuangan, Ini Pesan Haedar Nashir

Gus Yaqut tak menampik seringkali narasi yang sifatnya memecah belah, bahkan muncul dalam wacana keagamaan. Maka, berangkat dari hal tersebut masyarakat di Indonesia perlu membumikan moderasi beragama.

"Narasi yang dapat mengancam keutuhan negeri ini yang harus kita lawan. Saya yakin kita mampu melakukan itu, asal ada kemauan dan saling membuka diri," tuturnya.

Moderasi beragama, menurut dia, berarti cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mewujudkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan. Serta membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

"Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman, sikap, dan pengamalan kita dalam beragama," ucap Gus Yaqut.

Halaman:

Editor: Hasbi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x