Jabang Tutuka adalah seorang anak yang ditakdirkan bisa mengalahkan Naga Percona, sosok raja sakti yang memporakporandakan kahyangan. Naga Percona tidak mudah dikalahkan, dan Jabang Tutuka kalah di tangan Naga Percona.
Untuk menyelamatkan Jabang Tutuka, lanjut Zaimi, para Batara memasukkan tubuhnya ke kawah Candradimuka dan Jabang Tutuka berubah wujud menjadi Gatot Kaca.
"Alur Cerita ini sebenarnya menggambarkan kehidupan nyata. Di tengah kehidupan kita hari ini yang penuh dengan ujian dan cobaan, Jabang Tutuka bisa jadi adalah jelamaan diri kita, mengalami berbagai ‘pertempuran’ dalam kehidupan," katanya.
Dengan ujian dan cobaan termasuk ditimpa bencana yang menerpa ini, nantinya bisa membuat kita menjadi peribadi-pribadi yang lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya. Seperti halnya Jabang Tutuka, ia harus ditempa dengan keras.
"Semoga kita pun bisa melewati kawah Candradimuka dan bersiap merayakan kebaruan dengan semangat baru, menuju tahun baru 2023 dengan penuh optimisme," ujarnya.
Diketahui, penyelenggaraan Art festival tahun ini bertepatan dengan peristiwa kemanusiaan gempa bumi di Cianjur yang telah memporak-porandakan kehidupan sebagian warga Cianjur. Oleh karena itu, ISBI Bandung berinisiatif memanfaatkan momentum ISBI Arts Festival 2022 ini untuk membangun empati dan kepedulian masyarakat. Namun tetap menjalankan fungsi sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tugas konservasi, rekonstruksi dan inovasi seni budaya, khususnya di Jawa Barat.
Merespon situasi tersebut, ISBI Arts Festival 2022 dirancang menjadi “he-art festival” yaitu sebuah aktivitas dengan tujuan menyentuh hati dan naluri kemanusiaan kita, membantu sesama bagi warga yang tengah ditimpa musibah, melalui aktivitas seni budaya.
"Adapun tema ISBI Arts Festival 2022 yang diusung adalah 'Rumaksa Miara Pakaya'. Artinya menjaga, melestarikan, dan memelihara kekayaan budaya yang merupakan jati diri bangsa sebagai bagian dari implementasi UU no 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan," ujar Zaini.