Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945

- 5 Agustus 2022, 13:22 WIB
Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945.Ada berbagai peristiwa penting yang terjadi sebelum Prokl
Sejarah Singkat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945.Ada berbagai peristiwa penting yang terjadi sebelum Prokl /Kemdikbud

Literasi News - Tepat pada tanggal 17 Agustus 2022 adalah Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ke-77. Hal ini tak lepas dari Perjuangan Bangsa Indonesia untuk Memproklamirkan Kemerdekaan Bangsa.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan pada hari Jumat pada tanggal 17 Agustus 1945 yang dibacakan langsung oleh Bapak Proklamator Indonesia atau Presiden Pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno didampingi oleh Drs. Moh. Hatta bertempat di sebuah rumah kecil tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Tanggal tersebut merupakan titik balik dari sejarah kemerdekaan Indonesia yang cukup panjang, dimana sebelumnya penduduk tanah air sempat dijajah selama bertahun tahun. Sebelum proklamasi terjadi, terdapat banyak peristiwa penting yang melatarbelakanginya.

Baca Juga: Gali Potensi Santripreneur, HPN Garut Gandeng Gudang Garam Gelar Pelatihan Barista Santri

Latar belakang pembacaan teks proklamasi, dimulai atas penyerahan Jepang terhadap Sekutu. Dimana sebelumnya Jepang pada tahun 1944 telah mengumumkan bahwa Hindia Timur yakni Indonesia, diperbolehkan merdeka di kemudian hari.

Pengumuman tersebut dilakukan karena
tentara Jepang sudah semakin terdesak, bahkan Kepulauan Saipan juga berhasil direbut dari Jepang. Sehingga selanjutnya pada tahun 1945,
dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Tujuan dari pembentukan dua badan tersebut adalah untuk menarik simpati dari rakyat Indonesia, agar melawan sekutu untuk mau membantu Jepang.

Namun saat perang Pasifik terjadi, Hirosima dibom pada tanggal 6 Agustus 1945 dan disusul pengeboman Nagasaki tanggal 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut membuat sekitar 14.000 penduduk Jepang menjadi korban dan akhirnya mereka mengaku kalah dari sekutu.

Buntut dari peristiwa ini yaitu Jepang berjanji memberikan kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945 untuk Indonesia.

Pro Kontra Proklamasi pada Peristiwa Rengasdengklok

Sejarah kemerdekaan Indonesia juga mengalami pro kontra menjelang pembacaan proklamasi tersebut. Pro kontra ini terjadi antara golongan muda dan golongan tua.

Dimana golongan tua merupakan para anggota PPKI seperti Soekarno dan Hatta. Sementara golongan muda diwakili para anggota PETA dan para mahasiswa.

Pro kontra ini terjadi karena golongan muda menganggap bahwa golongan tua terlalu konservatif, sebab mereka menghendaki pembacaan proklamasi harus melalui PPKI dan sesuai dengan prosedur yang telah dijanjikan oleh Jepang yakni pada tanggal 24 Agustus 1945.

Di sisi lain golongan muda menolak jika proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Pasalnya golongan muda menganggap bahwa PPKI merupakan bentukan Jepang, dan mereka menginginkan kemerdekaan dengan kekuatan sendiri.

Baca Juga: Serapan Lapangan Kerja Proyek Strategis Nasional Mencapai 1,9 Juta, Ada 8 Proyek Dikeluarkan Dari PSN

Sutan Syahrir yang termasuk dalam golongan muda merupakan tokoh pertama yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera melakukan proklamasi.

Selanjutnya rapat resmi dilangsungkan di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945. Yang dihadiri oleh Djohar Nur, Subianto, Armansyah, Chairul Saleh, Kusnandar, Wikana, Margono, dan Subadio.

Hasil rapat yang dipimpin oleh Chairul Saleh tersebut memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak harus menggantungkan pada pihak lain, dan merupakan hak rakyat.

Meski keputusan rapat yang menjadi bagian sejarah kemerdekaan Indonesia itu telah disampaikan kepada Soekarno-Hatta, mereka tetap bersikeras dengan pendiriannya yaitu proklamasi harus dilangsungkan melalui PPKI.

Sehingga pada akhirnya golongan muda membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, salah satu daerah di
Kabupaten Karawang.

Pilihan membawa Soekarno-Hatta ke luar Jakarta adalah untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Pengamanan Soekarno Hatta ke Rengasdengklok dibantu dengan perlengkapan tentara PETA.

Rengasdengklok sendiri dipilih karena letaknya strategis dan terpencil, sehingga tentara PETA bisa mengawasi setiap langkah tentara Jepang.

Setelah dirumuskan dan disahkan, pembacaan proklamasi dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mulanya rakyat dan para tentara Jepang mengira bahwa pembacaan teks tersebut akan dilakukan di lapangan Ikada.

Bahkan atas dasar prasangka ini, tentara Jepang sudah memblokade lapangan Ikada terlebih dahulu. Pemimpin barisan pelopor Sudiro yang hadir di lapangan Ikada pada saat itu, kemudian menyampaikan situasi yang terjadi di sana kepada Muwardi yakni kepala keamanan Soekarno.

Para pemimpin bangsa dan tokoh pemuda sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan dilakukan di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta Timur pada pukul 10.00 WIB.

Saat itu ia mengetahui bahwa pembacaan proklamasi ternyata akan diikrarkan di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta.

Pada saat itu, halaman rumah Soekarno telah dipadati oleh massa menjelang detik detik proklamasi. Semua sibuk mempersiapkan pembacaan teks, bahkan Fatmawati (istri Soekarno) tengah menjahit bendera dengan tangan yang ukurannya tidak standar.

Baca Juga: Kondisi Jalan Rusak Parah, Seorang Warga yang Terluka Terpaksa Ditandu Pakai Bambu dan Kain Sarung

Setelah proklamasi dirumuskan, teks proklamasi diketik di Ruang Pengetikan Teks Proklamasi oleh Sayuti Melik.

Kemudian, teks proklamasi segera dibawa kembali ke ruang pengesahan atau penandatanganan naskah proklamasi.

Di ruang ini, naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Berikut ini teks proklamasi hasil ketikan
naskah tulisan tangan Soekarno.

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.I., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45

Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.

Setelah persiapan lengkap, teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno yang menjadi sejarah kemerdekaan Indonesia.***

Editor: Abdul Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x