Mendikbudristek Belajar Sejarah di Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari

- 25 Oktober 2021, 14:28 WIB
Mendikbudristek Belajar Sejarah di Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari.
Mendikbudristek Belajar Sejarah di Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari. /Kemdikbud.go.id

Literasi News - Pada lawatannya ke Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meninjau Museum Islam Indonesia KH. Hasyim Asyari (MINHA) yang pendiriannya didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pada kesempatan ini, Mendikbudristek antusias melihat persiapan MINHA untuk segera menyelenggarakan pameran dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan Hari Pahlawan.

"Selain informatif, juga sajiannya menarik dan dapat menjadi rujukan bagi pengunjung terkait peran kerajaan/kesultanan serta tokoh-tokoh Islam pada masa sebelum kemerdekaan, masa kemerdekaan, serta pasca kemerdekaan," diungkapkan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim di Jombang, Kamis, 21 Oktober 2021.

Ditambahkan Nadiem, "Museum ini (MINHA) didirikan di lokasi yang strategis dan lingkungan pendidikan, sehingga selain menjadi ruang publik, harapannya dapat memperkuat Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka,” ujar Menteri Nadiem.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 22 Dibuka! Berikut Tahapan dan Syaratnya

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK), Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Judi Wahjudin yang turut mendampingi mengungkapkan tingginya minat generasi muda dalam mempelajari sejarah. Hal tersebut terlihat dari semakin meningkatnya komunitas-komunitas yang berkaitan dengan sejarah serta bertambahnya kunjungan generasi muda ke museum dan munculnya berbagai konten di media sosial yang berkaitan dengan kesejarahan.

Sejarah, terang Direktur PTLK, merupakan asal usul serta identitas sebuah bangsa. Sejarah merupakan dokumentasi perjalanan panjang sebuah bangsa. Selain itu, sejarah juga merupakan lumbung ilmu pengetahuan, nilai-nilai, serta suritauladan yang dapat menjadi pijakan serta referensi agar bangsa kita tak kehilangan arah dan senantiasa berpijak pada nilai-nilai luhur yang sudah ditetapkan para pendahulu serta teruji oleh jaman.

Sementara itu, MINHA, kata Judi, merepresentasikan Islam di nusantara yang inklusif, toleran, gotong royong, dan menjaga nilai-nilai kebinekaan. Untuk itu, bersama pengelola museum, Ditjen Kebudayaan sedang mempersiapkan beragam agenda pelibatan generasi muda dalam kegiatan museum.

Baca Juga: Info Lokasi dan Jadwal SIM Keliling Online DIY, Senin 25 Oktober 2021

“Sebagai langkah awal adalah dengan mengajak generasi muda untuk menemukenali kembali sejarah bangsanya melalui media kekinian yang menyenangkan (fun) dan dekat dengan dunia generasi muda. Misalnya melalui permainan kesejarahan, animasi dan komik sejarah, film dokumenter, pelatihan vlog dan creator content, teater dan sastra, lomba-lomba kreativitas, dan sebagainya,” terang Judi Wahjudin.

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin

Sumber: kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x