Lima Kunci Menjaga Relevansi UNESCO, Masukan Indonesia pada Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-212

- 14 Oktober 2021, 15:56 WIB
Logo UNESCO terlihat pada pembukaan sesi ke-39 General Conference, di Paris, Prancis.
Logo UNESCO terlihat pada pembukaan sesi ke-39 General Conference, di Paris, Prancis. / Reuters/PHILIPPE WOJAZER

Literasi News - Duta Besar (Dubes) Arrmanatha Nasir menekankan urgensi UNESCO untuk turut serta menjadi bagian dari solusi dunia dalam menjawab tantangan multi-dimensional, khususnya sektor-sektor yang menjadi mandat kerja UNESCO. Terdapat lima kunci yang disampaikan delegasi Indonesia untuk menjaga relevansi UNESCO khususnya terhadap kebijakan pendidikan di tanah air. Hal tersebut disampaikan Dubes Nasir pada Sesi Debat Dewan Eksekutif UNESCO ke-212 di Paris, 11 Oktober 2021 lalu.

“Rancangan Strategi Jangka Menengah UNESCO perlu diimplementasikan secara konkret agar seluruh masyarakat dapat merasakan manfaat dari UNESCO. Relevansi UNESCO perlu dijaga di tengah meningkatnya tantangan global akibat pandemi Covid-19,” demikian pernyataan inti National Statement Indonesia yang disampaikan oleh Dubes Arrmanatha Nasir, Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.

Untuk itu, Indonesia memberikan lima masukan kepada UNESCO. Pertama, UNESCO perlu mengintensifkan kolaborasi lintas sektoral. Kedua, penggunaan sumber daya UNESCO secara efisien. Ketiga, berfokus pada prioritas dan keunggulan komparatif UNESCO. Keempat, berorientasi pada hasil kerja yang berdampak panjang di tingkat Nasional. Kelima, melakukan pendekatan yang lebih terkoordinasi kepada para pemangku kepentingan nasional.

Baca Juga: Masuk Dalam 50 Desa Wisata Terbaik, Desa Selasari Pangandaran Optimis Go Internasional

Lebih lanjut, Indonesia meminta UNESCO untuk memprioritaskan pemulihan pendidikan global, yang sangat terdampak akibat pandemi Covid-19. “Pendidikan yang berkulitas dan inklusif, disertai kebijakan pendidikan yang bersifat responsif dan fleksibel terhadap kebutuhan pelajar dan tenaga pendidik, merupakan kunci solusi,” ujar Dubes Nasir.

Pada kesempatan tersebut, ia turut menyampaikan perkembangan dunia pendidikan di tanah air, yaitu kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menjalankan program Guru Belajar dan Guru Berbagi, Sekolah Penggerak, dan Guru Penggerak. “Ketiga program ini, utamanya untuk meningkatkan kapasitas guru, yang sangat vital perannya dalam pemulihan dan transformasi pendidikan selama pandemi,” ungkap Nasir.

Indonesia juga mengapresiasi kepemimpinan UNESCO dalam mereformasi mekanisme kerja sama pendidikan global, dan meminta UNESCO untuk menaruh perhatian pada urgensi kesenjangan teknologi intra dan antarnegara. Hal ini antara lain dapat dijembatani melalui peningkatan kapasitas literasi digital, dan peningkatan kolaborasi sektor sains, serta teknologi, dan inovasi.

Baca Juga: Sejarah Singkat Hari Santri Nasional, Resolusi Jihad 22 Oktober 1945

Selain itu, penyusunan standard-setting untuk Etika Artificial Intelligence dan Open Science yang diinisiasi UNESCO, diharapkan dapat sejalan dengan proses multilateral lainnya. “Hal terpenting adalah, bagaimana implementasi dari kedua instrumen dapat membantu negara-negara dalam mengurangi kesenjangan ekonomi, sosial, digital, pembangunan, dan gender,” ucap Dubes Nasir.

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin

Sumber: kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x