Lawung Budaya Masyarakat Adat, Ajang Merajut Asa Enam Kampung Adat di Jawa Barat

13 November 2023, 21:05 WIB
Helaran merupakan salah satu acara dalam Gelaran Lawung Budaya Masyarakat Adat di Cikelet Kabupaten Garut, diikuti masyarakat enam Kampung Adat di Jawa Barat serta warga sekitar. /Dok Literasi News/Panitia Lawung Budaya

Literasi News - Gelaran Lawung Budaya Masyarakat Adat merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal (SLKL) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Lawung Budaya Masyarakat Adat berlangsung tiga hari mulai 8 hingga 10 November 2023 di Rumah Budaya CKLT, desa Cijambe, Cikelet, Garut, Jawa Barat. Kegiatan ini melibatkan sekitar 500 peserta, dari masyarakat enam kampung adat di Jabar dan warga sekitar kecamatan Cikelet.

Dalam acara Lawung Budaya Masyarakat Adat ini menjadi ajang merajut asa enam Kampung Adat di Jawa Barat, sekaligus menjadi tahap akhir dari rangkaian kegiatan SLKL yang dilaksanakan di Kampung Adat Dukuh, Desa Ciroyam, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Baca Juga: ISBI Bandung dan ITB Kolaborasi, Laksanakan PKM di Garut Selatan: Diawali FGD dan Pelatihan

SLKL merupakan upaya percepatan pemajuan kebudayaan, melibatkan masyarakat adat terutama pemuda untuk menggali Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang dimiliki berupa tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.

Program ini menjadi wadah bagi generasi muda adat untuk menimba ilmu langsung kepada maestro atau empu budaya, yaitu para sesepuh adat, sehingga menghasilkan pandu-pandu budaya yang siap menjadi garda depan pelestari kebudayaan.

Setelah melalui tahap temu kenal dan kurasi, dilanjutkan dengan panen budaya melalui kegiatan Ekspresi Kebudayaan Masyarakat Adat (EKMA) oleh Pandu Budaya Dukuh. Acaranya dikemas dengan tajuk 'Lawung Budaya Masyarakat Adat' yaitu pertemuan antar masyarakat adat.

Di acara tersebut, Kampung Adat Dukuh mengundang kampung adat di daerah Jawa Barat, khususnya bagian selatan, yaitu Kampung Adat Naga, Kasepuhan Ciptamulya, Kasepuhan Gelar Alam, Kasepuhan Sinarresmi, dan Kampung Adat Kuta.

Baca Juga: Pelatihan Penguatan Lembaga Adat melalui Produk dan Kriya Berbasis Aren di Kampung Adat Dukuh, Cikelet, Garut

Pada kesempatan itu digelar kolaborasi budaya dalam bentuk helaran, pameran budaya, atraksi seni, guar budaya/seminar, dan ritual adat moros dan mitemeyan imah adat Dukuh di Kawasan rumah budaya CKLT.

Helaran merupakan salah satu acara dalam Gelaran Lawung Budaya Masyarakat Adat di Cikelet Kabupaten Garut, diikuti masyarakat enam Kampung Adat di Jawa Barat serta warga sekitar./Dok Literasi News

Guar Budaya
Puncak acara, para pandu budaya menggelar Guar Budaya, yaitu diskusi antara masyarakat adat, pemangku kepentingan, dan pemerintah yang terlibat dengan mengangkat isu-isu terkait Pengakuan Masyarakat Hukum Adat, dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Adat.

Iip Sarip Hidayana selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Lawung Budaya Masyarakat Adat berharap kedepanya kegiatan seperti ini bisa menjadi agenda tahunan, khususnya Masyarakat Adat Jawa Barat.

Hal ini sekaligus juga menjadi momentum konsolidasi agenda-agenda yang masih menjadi pekerjaan rumah yang sudah menahun, di antaranya pengesahan RUU Masyarakat adat dan dalam konteks kampung adat masing masing. Apalagi masih banyak pemerintah daerah belum proaktif menerbitkan SK penetaman Masyarakat hukum adat.

Baca Juga: Peserta PKN Berkunjung dan Bermain di Kampung Bolang Subang: Papalidan, Kakapalan, hingga Papancakan di Sungai

Kegiatan tersebut di diharapkan mampu memberikan wawasan, menambah pengalaman, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebudayaan, termasuk membantu pemerintah dalam mempromosikan budaya nasional, serta mendukung upaya perlindungan terhadap warisan budaya masyarakat adat, dan pengembangan pariwisata di daerah.

Direktur Jenderal Kebudayaan diwakili Dr Julianus Limbeng, dalam sambutannya menyampaikan kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai ajang memberikan ide-ide dan pandangan kerja kebudayaan kedepan, sehingga partisipasi dan kontribusi dalam mewujudkan pemajuan kebudayaan dapat dilakukan secara nyata.

“Melalui terselenggaranya acara Lawung Budaya ini, keunikan dan kekayaan atraksi masyarakat adat Jawa Barat memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata budaya,” ungkap Agus Ismail Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut mewakili Bupati dalam sambutanya.

“Semoga kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah kabupaten dan provinsi jawa barat, serta pemerintah desa, sebagai sinergi untuk mewujudkan masyarakat adat yang sejahtera dan bermartabat dapat tercapai.” lanjutnya.

Baca Juga: Pembukaan PKN di Lumbung Permainan Rakyat Komunitas Hong, Dolanan Diharapkan Berperan dalam Literasi Parenting

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diharapkan dapat berlanjut dan mampu memperkuat solidaritas serta jejaring antar kelompok adat. “Lawung Budaya ini digelar sebagai suatu bentuk hajatnya para empu adat, ini sebuah bentuk pengakuan terhadap keberadaan masyarakat adat dalam sistem pemerintah kita,” ungkap Ir. H. Pupun Saefudin, perwakilan dari DPMD Provinsi Jawa Barat dalam Pembukaan acara Lawung Budaya.

Ritual Moros merupakan salah satu acara dalam Gelaran Lawung Budaya Masyarakat Adat di Cikelet Kabupaten Garut, kegiatan diikuti masyarakat enam Kampung Adat di Jawa Barat serta warga sekitar./Dok Literasi News

“Kami berharap ini akan menjadi event tetap, yang akan dimasukan dalam kalender even nasional. Kami juga berharap kampung adat tidak memelihara secara internal, tetapi mampu memberikan pengembangan kepada sektor-sektor lainya.” tambahnya.

Helaran
Acara Lawung Budaya Masyarakat Adat diawali dengan helaran (karnaval), kamis pagi. Masyakat adat mengenakan atribut pakaian tradisional sambil menyajikan kesenian tradisional masing-masing. Barisan terdepan dari Kasepuhan Gelar Alam dengan Kesenian Rengkong, disusul tuan rumah Kampung Adat Dukuh membawakan Tarebang Sejak.

Barisan ketiga para pesilat cilik dari sanggar Aji Sabda Pangrungu Garut Selatan, selanjutnya Kasepuhan Sinar resmi, Kasepuhan Ciptamulya, Kampung Adat Kuta dengan Kesenian Angklung dan Dogdog Lonjor, Kampung Adat Naga juga membawakan Tarebang Sejak dengan ciri khasnya tersendiri.

Barisan masyarakat adat diakhiri oleh arakan gunungan aren, dan helaran juga dimeriahkan oleh anak-anak sekolah mengenakan pakaian tradisional.

Baca Juga: Sukses Selenggarakan iGeo 2023 di Bandung, Indonesia Sabet Empat Medali

Setelah semua rombongan helaran tiba di Rumah Budaya CKLT, para tamu disuguhi Kesenian Rampak Kendang, dibawakan oleh mahasiswa program Darmasiswa Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Mereka adalah siswa luar negeri yang belajar kebudayaan Indonesia di ISBI Bandung.

Ritual Moros
Acara dilanjutkan dengan Ritual Moros, yaitu pemberian hasil bumi kepada para pejabat sebagai ungkapan rasa syukur. Dilaksanakan pula prosesi Ritual Mitembeyan, yaitu peresmian rumah adat Kampung Dukuh, diikuti penanaman bibit pohon Aren dan Kiara.

Ritual Moros sebagai ungkapan syukur
Lawung Budaya Masyarakat adat diwarnai berbagai atraksi seni khas Jawa Barat, di antaranya Lais, Debus, dan Grebeg Aren. Selain itu, enam masyarakat adat menampilkan kesenian masing-masing.

Sementara itu di area gelaran Lawung Budaya Masyarakat Adat juga dimeriahkan dengan stand-stand pameran masyarakat adat, dan pemutaran film dokumenter tentang kebudayaan.***

Editor: Hasbi

Tags

Terkini

Terpopuler