Dr. Sulianti Saroso : Dokter Asal Indonesia yang Berjasa Bagi Kaum Perempuan

11 Mei 2023, 11:21 WIB
Prof. Dr. Sulianti Saroso, MPH, PhD. /Google dan Dokumen Keluarga/

Literasi News – Google Doodle hari ini menunjukan sosok dokter perempuan yang tidak lain adalah Prof. Dr. Sulianti Saroso,MPH, PhD. Hal tersebut untuk mengenang dokter yang mengabdikan hidupnya untuk penelitian dan perancangan kebijakan kesehatan di Indonesia.

Dr. Sulianti Suroso merupakan tokoh penting dalam bidang pencegahan dan pengendalian penyakit menular, serta keluarga berencana (KB). Dia adalah dokter wanita pertama yang menyadari bahwa kemiskinan, malnutrisi, serta kesehatan ibu dan anak memiliki korelasi yang tak dapat diputus.

Meski Beliau seorang dokter, ia lebih mirip aktivis dibandingkan birokrat. Dr. Sulianti Suroso kabarnya tak pernah menangani pasien secara langsung, atau menyuntikkan jarum ke tubuh seseorang. Fokusnya hanya ditaruh pada bidang riset dan perencanaan.

Baca Juga: West Ham Siap Lepas Declan Rice Dengan Banderol 100 Juta Pound, Jadi Buruan 4 Tim Besar Liga Inggris

Profil Sulianti Saroso

Sulianti Saroso lahir 10 Mei 1917 di Karangasem, Bali. Ia merupakan anak kedua dari keluarga Dokter M Sulaiman. Sebagai dookter, tempat tugas Sulaiman berpindah-pindah.

Ia menempuh pendidikan dasar berbahasa Belanda ELS (Europeesche Lagere School), lalu pendidikan menengah elite di Gymnasium Bandung, dan melanjutkan pendidikan tinggi di Geneeskundige Hoge School (GHS), sebutan baru bagi sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia.

Tahun 1942, Ia lulus dari STOVIA, karier Sulianti Saroso sebagai insan medis dimulai, Ia sempat bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Umum Pusat di Jakarta, atau yang saat ini disebut dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Baca Juga: BMKG: Prakiraan Cuaca Hari ini Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan dan Majalengka, 11 Mei 2023

Saat ibu kota pindah ke Yogyakarta, Sulianti juga turut hijrah menjadi dokter republiken dan bekerja di RS Bethesda Yogyakarta. Perjalanan akademiknya tak henti meski sudah memiliki karier yang cukup memuaskan.

Sulianti pun mendapat beasiswa dari WHO untuk belajar tentang tata kelola kesehatan ibu dan anak di bebebrapa negara di Eropa, terutama Inggris. Disana, ia mengantongi Certificate of Public Health Administrasion dari Universitas London.

Jasa-jasa Sulianti Bagi Indonesia

Hasil belajar tata kelola kesehatan ibu dan anak, Sulianti mengampanyekan pengunaan kontrasepsi di Indonesia. Meski saat itu pemerintah masih tutup mata, Sulianti terus berjuang dengan mengandalkan jalur swasta.

Bersama sejumlah aktivis perempuan, dia mendirikan Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) yang menginisiasi klinik-klinik KB di berbagai kota. Untuk membangun model sistem pelayanan ibu dan anak, dia juga mendirikan pos layanan di Lemah Abang, Bekasi.

Selain itu, Prof. Dr. Sulianti Saroso dikenal sebagai salah satu pejuang di masa kolonial, dia rajin mengirim obat-obatan ke kantung-kantung gerilyawan republik, dan terlibat dalam organisasi taktis.

Baca Juga: Google Doodle Kenang Sapardi Djoko Damono, Inilah Karya Puisi SDD Paling Terkenal

Selain itu, Prof. Dr Sulianti Saroso juga ikut dalam organisasi resmi KOWANI, ia merupakan anggota Wanita Pembantu Perjuangan dan Organisasi Putera Puteri Indonesia.

Perjuangannya terus berlanjut, pada 1947, Sulianti ikut delegasi KOWANI ke New Delhi untuk menghadiri Konferensi Perempuan se-Asia.

Di sisi lain, kecintaannya pada riset penyakit menular membuat Sulianti mengawal ide untuk mengembangkan RS Karantina Tanjung Priok menjadi RS Pusat Infeksi dengan teknologi terbaru, piranti mutakhir, serta sumber daya manusia yang mumpuni.

Sayangnya, jelang RSPI itu dibangun, Dokter Sulianti meninggal dunia pada 1991. Oleh karena itu, nama Dokter Sulianti diabadikan menjadi nama RSPI yang terletak di kawasan Sunter, Jakarta Utara.***

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler