Kritik Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Ketua Komisi X: Merugikan Orang Tua dan Siswa

1 Maret 2023, 12:49 WIB
Kritik Aturan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Ketua Komisi X: Merugikan Orang Tua dan Siswa. /Dok DPR RI

Literasi News - Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda angkat bicara terkait intruksi kontroversial Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengenai aturan masuk sekolah jam 5 pagi.

Syaiful Huda menilai intruksi Gubernur NTT mengenai aturan jam masuk sekolah jam 5 pagi akan merugikan pihak siswa dan orang tua siswa.

Menurut Syaiful Huda meskipun Kepala Daerah memiliki tanggung jawab mengenai penyelenggaraan pendidikan SMA/SMK baiknya setiap kebijakan harus dikaji dengan matang.

Baca Juga: Jenguk David di RS, Mahfud MD: Aparat Harus Tegas, Tidak Boleh Main-main

"Instruksi Gubernur Viktor Laiskodat yang meminta waktu pembelajaran siswa SMA/SMK di Pukul 05.00 WIB akan banyak merugikan siswa dan orang tua siswa. Meskipun sebagai kepala daerah yang bertanggung jawab pada penyelenggaraan pendidikan di SMA/SMK baiknya kebijakan yang dikeluarkan harus berdasarkan kajian matang," kata Syaiful Huda dalam dalam rilisnya yang diterima Literasinews.com pada Rabu, 1 Maret 2023.

Politisi PKB ini mengungkapkan berdasarkan informasi yang ia dapatkan intruksi Gubernur NTT ini tidak memiliki kajian akademis.

Dimana Gubernur Laiskodat hanya menyampaikan ke kepala dinas pendidikan dan para kepala sekolah secara lisan.

Baca Juga: Mengenal Istilah Literasi Pengertian Makna, Serta Jenisnya

Kebijakan itu juga disebut belum tersosialisasikan kepada para pemangku kepentingan pendidikan, baik tenaga kependidikan maupun para peserta didik.

"Maka wajar saja jika kebijakan tersebut mendapatkan banyak respons negatif di level publik NTT," ujar Huda.

Huda mengatakan untuk membangun disiplin siswa tidak harus memaksa peserta didik memulai pembelajaran di sekolah sejak pukul 5 pagi.

Menurutnya saat sekolah dimulai pukul 5 pagi, maka siswa harus bersiap setidaknya sejak pukul 4 pagi. Dia lantas menyoroti keamanan siswa dan kondisi transportasi.

 "Apakah sudah dikaji keamanan siswa atau siswi saat perjalanan ke sekolah. Apakah sudah tersedia angkutan yang aman. Sebab jumlah sekolah SMA/SMK relatif tidak sebanyak sekolah dasar sehingga pasti akan menyulitkan para peserta didik," ucap Huda.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Piala FA 2023: Man City Kalahkan Bristol, Liecester Takluk di Kandang Sendiri

Huda tidak memahami relevansi masuk sekolah jam 5 pagi dengan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurutnya kualitas pembelajaran lebih ditentukan pada kualitas pendidik, ketersediaan sarana pra sarana pendidikan yang memadai, hingga dukungan orang tua siswa.

"Harusnya kepala daerah fokus saja bagi upaya untuk memastikan kesejahteraan guru, penyediaan sarana prasaran pendukung pendidikan, hingga menciptakan ekosistem pendidikan di kalangan orang tua siswa untuk mendukung kualitas pembelajaran di sekolah," pungkas Huda.***

Editor: Abdul Rokib

Sumber: Literasi News

Tags

Terkini

Terpopuler