Rasulullah ﷺ bersabda: مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ: مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ؟
Artinya: "Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim).
Baca Juga: 20 Link Twibbon Hari Raya Idul Adha 2022, Desain Teranyar dan Juga Disertai Cara Pasangnya
Waktu pelaksanaan puasa sunnah Dzulhijjah adalah pada tanggal satu sampai sembilan. Khusus tanggal delapan dinamakan puasa Tarwiyah dan tanggal sembilan dinamakan puasa Arafah.
Untuk durasinya, sama seperti puasa pada umumnya, yaitu mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Selama durasi tersebut harus mencegah dari hal-hal yang membatalkan puasa sebagaimana puasa-puasa lain.
Bagi orang yang memiliki utang puasa Ramadhan, diperbolehkan untuk mengqadhanya bersamaan dengan puasa sunnah Dzulhijjah.
Menurut Sayyid Bakri Syatha (w. 1892 M.) mengutip fatwa Al-Barizi menjelaskan, andaikan puasanya hanya niat qadha, maka mendapat pahala keduanya.
Misalnya, bertepatan hari Arafah seseorang melakukan puasa qadha Ramadhan dengan niat qadh saja, tetapi secara otomatis ia juga memperoleh sunnah puasa Arafah (Sayid Bakri, Hâsyiyah I’ânah at-Thaâlibîn, juz 2, h. 224).***