Network
Literasi News - Belum lama trailer resmi film Nussa diluncurkan, dan mendapat sambutan antusias dari para pecintanya.
Namun ada pula pihak yang berpandangan lain terkait film kartun produk anak bangsa tersebut.
Alur cerita film serial Nussa selama ini memang khas dengan nuansa Islami seperti budaya berpakaiannya sampai nilai-nilai yang disampaikan melalui percakapan para tokoh di dalamnya.
Baca Juga: Kecelakaan Kerja Masih Tinggi, 2020 Tercatat 177 Ribu Kasus. Menaker Ingatkan 3N
Di jagat twitter, Denny Siregar (@dennysiregar7) mencuitkan kritiknya terhadap karya film animasi tersebut, yang menuding bahwa film kartun tersebut hanyalah alat propaganda dari kelompok tertentu.
Ia menyoroti nama dai tanah air, ustadz Felix yang menurutnya menjadi orang yang membidani produkdi film tersebut.
“Liat aja bajunya si Nusa, emang anak muslim Indonesia bajunya model gurun pasir gitu? Setau saya, dr dulu kita sarungan deh. Hati2 mas, jangan jd je
Baca Juga: Pencarian Santri yang Hanyut Terbawa Arus Sungai Cisokan Dihentikan Sementarambatan propaganda mrk…” demikian cuitan Denny Siregar, Senin 11 Januari 2021.
Namun tudingan Denny Siregar itu ditepis pendiri Visinema Pictures, Angga Sasongko (@anggasasongko) dalam percakapan di media sosial tersebut.
Angga Sasongko mengakui bahwa baju yang dipakai tokoh Nussa itu memang tidak cocok untuk anak-anak Indonesia.
Namun, dalam balasan cuitannya, Angga membantah kalau pada proses kreatif dan produksi Nussa melibatkan pemuka agama yang dimaksud Denny, yakni ustadz Felix Siau.
Bahkan Angga juga menjelaskan cerita dan skenario film Nussa digarap Skriptura, Divisi IP Development Visinema Group dan produksi animanya juga dilakukan oleh The Little Giantz serta distribusi/promosinya oleh Visinema Pictures.
Baca Juga: Longsor Sumedang Hari ke-4 , 16 Jenasah Berhasil Dievakuasi, 24 Orang Diduga Masih Tertimbun
“Yang saya gak paham cerita bahwa Felix Siauw ada di balik film Nussa itu dari mana? Podusernya isteri saya, @anggiakharisma. Penulis skenarionya 2 penulis saya di Visinema. Pendanaan juga dari dari Visinema dan The Little Giantz,” tegas Angga.
Angga melanjutkan, bahwa kalaupun Ustadz Felix Siauw berteman dengan beberapa orang yang ikut membuat film Nussa maka bukan berarti yang bersangkutan mengintervensi pekerjaan tim.
Angga bahkan menjelaskan bahwa perusahaan yang dia pimpin sudah 12 tahun memproduksi film, maka dia tidak memerlukan pembelaan lebih jauh lagi kepada Denny.
“Film2 kami secara historis memberikan gambaran visi dan independensi kami,” ujar Angga.
Baca Juga: Bikin Gelisah Pecintanya, Begini Kepastian Tayang Tidaknya Film Kartun 'Nussa' di Bioskop
Meskipun demikian Angga tetap menghargai apabila Denny Siregar bermaksud untuk mengingatkan.
Namun bila menuduh dan mengaitkan Nussa dengan satu kelompok tertentu maka menurutnya sangat menyesatkan.
“Nussa dikerjakan banyak orang; dr berbagai suku dan ras, dan dr berbagai pemeluk agama #NussaUntukSemua deh pokoknya,” katanya.
Selain Denny Siregar, ada juga akun lain bernama Yesmar Banu Kus @yesmar_banu yang menyarankan kepada Angga untuk minimal mengubah pakaian Nussa seperti layaknya serial kartun Malaysia Upin dan Ipin.
Baca Juga: Segera Daftar, Kemensos Siapkan BLT Rp6 Juta untuk Ibu Hamil dan Balita selama tahun 2021 Ini
Menurutnya ide di Upin dan Ipin itu bagus karena karakteristik tokoh di dalamnya menunjukkan keanekaan ragam.
“Yg ditonton org itu gambar dan ceritanya, bukan yg ngerjakan dr berbagai ras, bukan itu. Ubah lah sedikit, sesuaikan dgn budaya kita,” cuit Yesmar.
Mendapatkan kritik seperti itu, Angga pun membalas Yesmar dengan menampilkan foto Bobby Nasution pada saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan dengan mengenakan pakaian jubah khas yang dipakai seperti para syaikh dari Timur Tengah.
“Jadi persoalannya cuma soal baju? Siap!” jawab Angga.***(Daulat)
