Kisah Singkat Sejarah dan Karomah Syekh Subakir Sang Penumbal Tanah Jawa

16 Agustus 2022, 06:15 WIB
Kisah Singkat Sejarah dan Karomah Syekh Subakir Sang Penumbal Tanah Jawa.. /Screenshot YouTube Aliqul Channel/

Literasi News - Kisah Syekh Subakir sang panumbal tanah Jawa tidak banyak orang mengetahui dan mengenal nama Syekh Subakir.

Padahal Syekh Subakir adalah salah seorang ulama besar wali songo periode pertama yang dikirim khalifah dari kesultanan Turki utsmaniyah Sultan Muhammad pertama untuk menyebarkan agama Islam di wilayah nusantara.

Syekh Subakir konon adalah seorang ulama besar yang telah menumbal tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus saat awal penyebaran ajaran Islam di nusantara.

Baca Juga: Jadwal Pemulangan Jemaah Haji Indonesia Telah Berakhir: 93.505 Jemaah Sudah Tiba di 13 Debarkasi Tanah Air

Kisahnya dimulai saat Sultan Muhammad pertama bermimpi mendapat wangsit atau ilham, petunjuk untuk menyebarkan dakwah islam ke tanah Jawa.

Adapun mubalighnya diharuskan berjumlah 9 orang, jika ada yang pulang atau wafat maka akan digantikan oleh ulama lain asal tetap berjumlah 9, sehingga dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari seluruh penjuru dunia.

Para ulama yang dikumpulkan tersebut mempunyai keahlian masing-masing, ada yang ahli tata negara, berdakwah, pengobatan, tumbal atau ruqyah dan lain-lain, lalu dikirimlah beberapa ulama ke nusantara atau tanah Jawa, namun sudah beberapa kali utusan dari kesultanan Turki utsmaniyah yang datang ke tanah Jawa untuk menyebarkan agama Islam tapi pada umumnya mengalami kegagalan.

Penyebabnya masyarakat Jawa saat itu sangat memegang teguh kepercayaannya, sehingga para ulama yang dikirim mendapatkan halangan karena meskipun berkembang tetapi ajaran agama Islam hanya dalam lingkungan skala yang kecil tidak bisa berkembang secara luas seperti yang diharapkan.

Selain itu konon pulau Jawa saat itu masih merupakan hutan belantara, angker, yang dipenuhi makhluk halus dan jin jahat. Lalu diutuslah Syekh Subakir ulama asal Persia yang ahli dalam meruqyah, ekologi, meteorologi dan geofisika ke tanah Jawa.

Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah gaib dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat Jawa ketika itu.

Berdasarkan versi babad tanah Jawa setelah sampai ke nusantara syekh Subakir yang menguasai ilmu gaib dan dapat menerawang makhluk halus, mengetahui penyebab utama kegagalan para ulama pendahulu dalam menyebarkan ajaran Islam.

Baca Juga: Alfamart Lagi Trending, Ini Alasan Alfamart dan Indomaret Berdiri Berdampingan: Saingan ?

Karena dihalangi para jin penunggu tanah Jawa, para jin dan lelembut tersebut bisa merubah wujud menjadi ombak besar yang mampu menenggelamkan kapal berikut penumpangnya dan menjadi angin puting beliung yang mampu memporak-porandakan apa saja yang berada di depannya.

Selain itu para jin kafir dan bangsa lelembut tersebut juga bisa berubah wujud menjadi hewan buas, siluman yang mencelakakan para ulama pendahulu. Untuk mengatasi hal tersebut Syekh Subakir membawakan batu hitam dari Arab yang telah dirajah.

Lalu batu dengan nama Raja Aji Kolocokro versi jawa tersebut dipasang di tengah-tengah tanah Jawa yaitu di puncak gunung Tidar, Magelang. Karena gunung Tidar dipercayai sebagai titik sentral atau pakunya tanah Jawa.

Kemudian efek dari kekuatan wasilah dari batu gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam tersebut menimbulkan gejolak pada makhluk-makhluk penunggu tanah Jawa, Alam yang tadinya cerah dan sejuk, matahari bersinar terang, damai dengan kicauan burung tiba-tiba berubah drastis selama 3 hari 3 malam.

Cuaca mendung dan gelap angin bergerak cepat, kilat menyambarnyambar menimbulkan hujan api, gunung-gunung bergemuruh tiada henti, lelembut, setan, siluman lari menyelamatkan diri, jin dan peri banaspati, kuntilanak, jailangkung semua hanyut dalam air karena tak kuat menahan panasnya pancaran batu hitam tersebut.

Makhluk halus yang masih hidup pun mengungsi kelautan, sebagian jin yang lain ada yang mati akibat hawa panas dari tumbal yang dipasang Syekh Subakir tersebut.

Melihat hal itu konon Sabdo Palon, Raja bangsa jin yang telah 9000 tahun bersemayam di puncak gunung Tidar terusik dan keluar mencari penyebab timbulnya hawa panas bagi bangsa jin dan lelembut tersebut.

Sabdo Palon lalu berhadapan dengan Syekh Subakir, lalu menanyakan maksud pemasangan batu hitam tersebut. Sang ulama menyatakan maksud dia menancapkan batu hitam itu untuk mengusir bangsa jin dan lelembut yang mengganggu upaya penyebaran ajaran Islam di tanah Jawa oleh para ulama utusan khalifah Turki utsmaniyah.

Baca Juga: Klarifikasi Bersama PRMN, Sandiaga Uno: World Tourism Day 2022 Momen Kebangkitan Pariwisata Indonesia

Setelah terjadi perdebatan, mereka segera mengadu kesaktian, konon pertempuran antara keduanya terjadi selama 40 hari 40 malam, hingga Sabdo Palon yang juga dikenal sebagai Ki Semar Bodronoyo sang penguasa tanah Jawa ini merasa kewalahan, dan menawarkan perundingan.

Sabdo Palon mensyaratkan beberapa poin dalam upaya penyebaran Islam di tanah Jawa. Isi kesepakatan antara lain: Sabdo Palon memberi kesempatan kepada syekh Subakir beserta para ulama untuk menyebarkan Islam di tanah Jawa akan tetapi tidak boleh dengan cara memaksa.

Kemudian Sabdo Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di tanah Jawa. Namun dengan catatan para Raja Islam itu silahkan berkuasa namun jangan sampai meninggalkan adat istiadat dan budaya yang ada. Silahkan kembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang diakuinya, tetapi biarlah adat dan budaya berkembang sedemikian rupa.

Syarat-syarat itu pun akhirnya disetujui oleh Syekh Subakir. Selain di puncak gunung Tidar, syekh Subakir juga membersihkan beberapa tempat angker di tanah Jawa yang dikuasai para raja jin dan makhluk halus lainnya.

Dalam versi lain diceritakan untuk membersihkan wilayah gunung Tidar dari bangsa jin syekh Subakir membawa senjata pusaka berupa Tombak Kyai Panjang. Lalu tombak pusaka tersebut ditancapkan tepat di puncak Tidar sebagai syarat, syariat penolak bala.

Dan benar tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi para lelembut dan bangsa jin yang berdiam di gunung Tidar mereka pun lari tunggang langgang meninggalkan gunung Tidar.

Sebagian pengikut Sabdo Palon dari bangsa jin melarikan diri ke timur dan konon hingga sekarang menempati daerah gunung Merapi yang masih dipercaya sebagian masyarakat sebagai wilayah yang angker. Bahkan sebagian lagi anak buah Sabdo Palon ada yang melarikan diri ke alas Roban dan ke gunung Srandil.

Tombak itu sekarang masih dijaga oleh masyarakat dan ditempatkan di puncak gunung Tidar dengan nama Petilasan Makam Tombak Kyai Panjang.

Dengan adanya tombak sakti itu maka amanlah gunung tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halus. Karena keberhasilannya menumbal tanah Jawa, lalu penyebaran Islam oleh wali songo periode pertama menjadi lancar.

Nama Syekh Subakir lalu menjadi sangat terkenal dan dikagumi di kalangan para pendekar dan Srikandi penganut ilmu gaib dan kanuragan, bangsawan serta masyarakat di tanah Jawa ketika itu, sehingga mereka terkesan melampaui batas mendewakan sang ulama asal Persia tersebut.

Akhirnya untuk melepaskan kefanatikan masyarakat terhadap syekh Subakir dan untuk menjaga aqidah umat Islam, maka pada tahun 1462 masehi syekh Subakir pulang ke Persia Iran. Ini dimaksudkan agar kefanatikan tersebut runtuh dan masyarakat kembali kepada tauhid yang benar.

Selain itu, tugas utama Syekh Subakir untuk membersihkan tanah Jawa dari pengaruh negatif makhluk halus telah selesai. Selanjutnya setelah Syekh Subakir wafat menurut satu riwayat posisinya digantikan oleh Walisongo lainnya yaitu Sunan Kalijaga.

Adapun versi Astana Cirebon sebagai berikut: Islam di tanah Jawa sebelum wali songo sudah banyak utusan dari negeri Arab dalam hal menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Namun terbentur akan kekuatan gaib yang masih menguasai tanah Jawa Nusantara.

Maka ditunjuklah sebelum para wali-wali memulai dakwahnya, penyebab utama dari gagalnya syiar agama Islam sebelum Syekh Subakir disebabkan oleh masyarakat yang masih kokoh memegang kepercayaan lama.

Dalam artian bahwa masih banyak makhluk yang menghuni dan mempengaruhi masyarakat Jawa untuk menyembah pepohonan, batu besar atau hal-hal yang menyeru kepada kemusyrikan.

Disitulah menghilangkan gangguan jin dan setan tersebut menggunakan batu hitam yang dipasang di bagian-bagian Nusantara. Untuk tanah Jawa sendiri diletakkan di tengah-tengahnya pulau Jawa yaitu di gunung Tidar. Setelah semua dipasang, efek dari kekuatan gaib batu hitam tersebut menimbulkan gejolak besar yang membuat jin dan setan mengamuk.

Kemudian meredamnya dengan berdialog bersama mereka:

"Walaupun kamu mampu meredam amukan kami dan kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa tetapi kodratullah tetap masih berlaku atasku," kata setan

"Apa yang kamu maksud," jawab Syekh Subakir.

"Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah," pungkasnya

Atas dasar itulah beliau dikenal sebagai wali Allah yang menaklukkan jin dan makhluk halus di gunung Tidar, sehingga para makhluk halus tersebut berpindah ke pantai Selatan tempatnya Nyi Roro Kidul. Setelah berhasil menaklukkan para jin dan makhluk halus Syekh Subakir kembali ke tanah asalnya di Baghdad.

Tidaklah salah bila kemudian gunung Tidar dikenal dengan sebutan Paku Tanah Jawa. Pada puncak gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas dan terdapat tugu dengan simbol huruf besar, menurut penuturan juru kunci 'Sah' bermakna sama.

Salah siapa, salah ketahuan salahnya. Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai pakunya tanah Jawa yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.

Bagi sebagian orang yang memang melakoni laku spiritual, gunung Tidar merupakan salah satu objek yang menjadi tempat tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Zaman dahulu gunung Tidar terkenal keangkerannya dan menjadi rumah bagi para jin dan makhluk halus. Setiap orang yang datang ke gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar. Hal ini yang menjadi asal-usul nama Tidar mati atau modar.

Nah itulah kisah singkat, sejarah dan karomah Syekh Subakir sang penumbal tanah Jawa, yang kami kutip dari kanal YouTube Riyo Fulana. Semoga kisah singkat ini menjadi pengetahuan bagi kita semua.****

Editor: Abdul Rokib

Tags

Terkini

Terpopuler