Kurs Rupiah Hari Ini Kamis 16 Desember 2021, Diprediksi Rp14.280-Rp14.400 Per Dolar AS

- 16 Desember 2021, 11:02 WIB
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS.* Nilai tukar atau kurs rupiah hari ini Kamis 16 Desember 2021, diprediksi berada di posisi Rp14.280-Rp14.400 per dolar AS.
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS.* Nilai tukar atau kurs rupiah hari ini Kamis 16 Desember 2021, diprediksi berada di posisi Rp14.280-Rp14.400 per dolar AS. /ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/am./

Literasi News - Nilai tukar atau kurs rupiah hari ini Kamis 16 Desember 2021, diprediksi berada di posisi Rp14.280-Rp14.400 per dolar AS.

Tercatat, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis 16 Desember 2021 pagi menguat. Hal ini terutama setelah bank sentral Amerika Serikat The Fed mengumumkan hasil rapat.

Kurs rupiah Kamis pagi ini bergerak menguat 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.327 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.334 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia, menjelaskan pernyataan bank sentral AS The Fed tersebut justru melemahkan mata uang dolar AS.

"Agak menarik hari ini. Karena setelah statement The Fed ditambah dot plot yang kasih indikasi bahwa target range di akhir 2022 ada di 0,75 sampai 1 persen, justru USD-nya yang melemah" kata Nikolas Prasetia di Jakarta, dilansir Antara.

Baca Juga: Daftar Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 16 Desember 2021, Satu Gram Rp927.000 Atau Naik Rp3.000

Disebutkan, The Fed menyatakan akan mengakhiri pembelian obligasi era pandemi pada Maret dan mulai menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali tahun depan.

Pejabat The Fed juga memperkirakan inflasi AS akan mencapai 2,6 persen tahun depan, dibandingkan dengan 2,2 persen yang diproyeksikan pada September, dan tingkat pengangguran akan turun menjadi 3,5 persen.

Menurut Nikolas, pelemahan dolar AS kemungkinan karena efek pernyataan tersebut yang sesuai dengan perkiraan dan sama dengan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell pada awal bulan ini.

"Jadi ada sentimen profit taking. Mungkin dalam beberapa waktu ke depan yield obligasi AS bisa kembali naik dan ikut dorong USD lagi," tutur Nikolas.

Halaman:

Editor: Hasbi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x