Kasus Positif Omicron di Indonesia Menjadi 840 Orang, Berikut Data Kemenkes

- 18 Januari 2022, 14:23 WIB
Ilustrasi varian Omicron. Kasus positif Omicron di Indonesia menjadi 840 orang hingga saat ini. Berikut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Ilustrasi varian Omicron. Kasus positif Omicron di Indonesia menjadi 840 orang hingga saat ini. Berikut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes). /Pixabay/geralt/

Literasi News - Kasus positif virus corona tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia menjadi 840 orang hingga saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, dalam diskusi yang diikuti secara daring dari Jakarta, Selasa 18 Januari 2022.

"Sejak Omicron terdeteksi pada 15 Desember 2021 sampai 17 Januari 2022 sudah ada 840 kasus positif Omicron," ujarnya, seperti dilansir Antara.

Dari 840 kasus Omicron itu, menurut Siti Nadia Tarmizi, 609 kasus infeksi Omicron terjadi pada pelaku perjalanan dari luar. Selain itu ada 174 kasus transmisi lokal Omicron, dan 57 kasus penularan Omicron lain yang masih diteliti sumber penularannya.

Siti Nadia Tarmizi memerinci, kasus infeksi Omicron paling banyak terjadi pada pelaku perjalanan dari Arab Saudi (112 kasus) diikuti oleh pelaku perjalanan dari Turki (106 kasus), Amerika Serikat (62 kasus), Malaysia (49 kasus), dan Uni Emirat Arab (45 kasus).

Baca Juga: RUU TPKS Akhirnya Disetujui Menjadi RUU Inisiatif DPR dalam Rapat Paripurna

Dari 840 orang yang terinfeksi Omicron, tambah dia, sebanyak 79,1 persen sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin COVID-19; 4,2 persen sudah mendapat vaksinasi dosis pertama, tujuh persen belum menjalani vaksinasi, dan 9,7 persen belum diketahui status vaksinasinya.

"Tentunya menjadi kewaspadaan kita bahwa orang yang sudah divaksin saja masih bisa terkena Omicron, apalagi yang belum divaksin. Kita melihat orang yang sudah divaksin tertular Omicron gejalanya lebih ringan," ucap Siti Nadia Tarmizi.

Ia menjelaskan pula bahwa ada kecenderungan peningkatan kasus penularan Covid-19 pada awal tahun 2022, namun angka peningkatannya tidak signifikan.

"Apa yang terjadi di 2020 ke 2021, puncak kasus terjadi di 19 Januari 2021 dikarenakan peningkatan mobilitas di akhir tahun. Saat ini kita juga melihat peningkatan mobilitas di akhir tahun 2021, bahkan sampai akhir pekan ini, tetapi belum terjadi peningkatan yang signifikan. Namun kita tetap waspada, protokol kesehatan harus tetap kita jalankan sambil percepatan vaksinasi," ucapnya.***

Editor: Hasbi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x