Inovasi Pendidikan Vokasi untuk Kendaraan Listrik Indonesia Telah Berjalan dan akan Terus Ditingkatkan

- 7 Desember 2022, 07:00 WIB
Mobil balap dengan saya listrik karya SMK Muhammadiyah  Pakem Sleman DIY
Mobil balap dengan saya listrik karya SMK Muhammadiyah Pakem Sleman DIY /Dok Kemendikbudristek /

Pendidikan vokasi hari ini terus diupayakan Kemendikbudristek untuk turut diselaraskan untuk berjalan beriringan dengan entitas bisnis. Terakhir contohnya Direktorat SMK menggandeng Schneider Electric menyelenggarakan Electrical Education Program & Competition (EEPC), yakni program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk pengembangan kompetensi para calon ahli listrik Indonesia yang selama 3 pekan melatih sekitar 7102 siswa/i serta guru yang berasal dari 103 SMK jurusan kelistrikan pada Oktober 2022 lalu, dan ini telah terlaksana sejak tahun 2019. Selain pelatihan tersebut, kerjasama pengembangan SMK bidang energi terbarukan ini selama 3 tahun terakhir telah menyalurkan bantuan senilai total 6,6 Miliar untuk pengembangan bidang kelistrikan di 14 SMK bidang energi terbarukan, yang dananya selain bersumber dari Schneider juga berasal dari bantuan Pemerintah Prancis.

Mobil listrik karya Politeknik Negeri Jember
Mobil listrik karya Politeknik Negeri Jember

Dukungan Industri Dalam Pendidikan Vokasi Bidang Energi Terbarukan

Pendidikan vokasi mengarusutamakan transformasi pendidikan tidak hanya dari sisi persiapan lulusan yang berbekal kompetensi siap kerja dan berwirausaha, tetapi juga kompetensi berkreasi dan menghasilkan produk/jasa unggulan yang ramah lingkungan.

Pendidikan vokasi berporos pada transformasi kemitraan industri dan satuan pendidikan untuk menyiapkan SDM kompeten masa depan, yang dikemas dalam 2 kebijakan utama, yaitu SMK Pusat Keunggulan dan Matching Fund Vokasi. Selain itu, Mendikbudristek terus mendorong peningkatan praktisi untuk turut aktif mengajar di SMK dan perguruan tinggi vokasi.

Program SMK Pusat Keunggulan tahun 2022 diperkuat dengan upaya pemadanan dana industri untuk memperkuat pembelajaran di SMK melalui teaching factory. Program ini berhasil mendapatkan dukungan dari industri dan mampu meraih dana kolaborasi sebesar Rp1,065 triliun.

Sementara di perguruan tinggi vokasi, program matching fund vokasi berhasil meraih total dana kolaborasi sebesar Rp133,01 miliar, merupakan peningkatan 4 kali lipat jumlah proposal kerja sama industri dan perguruan tinggi vokasi dari tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, dalam program matching fund vokasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) bekerja sama dengan VKTR dari Bakrie Group dalam mengembangkan operating system (OS) dan aplikasi untuk bus listrik dengan dana sebesar Rp2 miliar. PENS juga bergotong royong dengan UNS dalam pengembangan teknologi baterainya. Program pengembangan EV pada PENS mewadahi mahasiswa agar dapat mengerjakan proyek bersama dosen dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Dari kegiatan ini, PENS akhirnya berhasil membuat motor listrik yang murni buatan sendiri, bahkan untuk komponen yang selama ini masih impor.

Contoh lain di tingkat SMK, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi penerima program SMK Pusat Keunggulan memberikan solusi kelangkaan energi dan kerusakan lingkungan akibat gas buang kendaraan. Mereka mengembangkan mobil listrik tenaga surya yang diberi nama Suryawangsa 2 Arjuna 4.0. Mobil listrik dua penumpang ini membutuhkan waktu pengerjaan hingga 6 bulan. Melibatkan guru dan siswa serta berkolaborasi dengan Laboratorium Power System Operation and Control ITS. Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 telah dijajal oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat menghadiri muktamar Muhammadiyah 2022 beberapa waktu lalu. ***

Halaman:

Editor: Zaenal Mutaqin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah