Kemendikbud Luncurkan Program Sekolah Penggerak

1 Februari 2021, 17:56 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Pelaksanaan Asesmen Nasional Diundur Jadi September 2021. /Kemendikbud

Literasi News - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayan memastikan Program Sekolah Penggerak akan diluncurkan tahun ini.

Program sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada hasil pengembangan belajar siswa secara holistik.

Program ini diluncurkan dalam rangka transformasi unit pendidikan untuk mencapai profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila Spritualitas, kebhinekaan global, bergotong royong, kreatifitas, bernalar kritis, kemandirian.

"Visi daripada reformasi pendidikan di Indonesia itu adalah profil pelajar Pancasila, kita tidak mungkin bisa menjelaskan dengan cara lebih baik apa yang kita inginkan daripada sistem pendidikan kita" ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, dalam Merdeka Belajar Episode 7: Program Sekolah Penggerak Senin, 1 Februari 2021.

Baca Juga: Doa Masuk dan Keluar Mesjid (dari Kitab Al-Adzkaar Nawawiyah)

Nadiem menjelaskan Program Penggerak Sekolah merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah yang sebelumnya, adapun perbedaanya yaitu
Kolaborasi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, Intervensi secara holistik,
Ruang lingkup yang mencakup seluruh kondisi sekolah, jadi tidak hanya sekolah unggulan.

“Sekolah yang menjadi Sekolah Penggerak bukanlah sekolah unggulan. Kita tidak akan mengubah input sama sekali, bukan kita memilih sekolah yang sosio ekonominya tinggi. Tapi kita memilih sekolah yang tingkat ekonomi siswanya sangat variatif,”

Program Sekolah Penggerak bertujuan mengakselerasi sekolah maju dari satu tahap ke tahap sebelumnya.

Baca Juga: Seorang Pemuda Jadi Korban Pembacokan Sekelompok Orang, Alami Luka di Bagian Kepala

Tahap satu adalah sekolah yang tingkat literasi numerasi di bawah rata-rata, banyak perundungan, intoleransi, dan secara rutin mengalami gangguan dalam kelas.

Tahap dua merupakan sekolah yang perundungan tidak menjadi norma, tapi guru-guru belum memeperhatikan kebutuhan personal para pembelajar.

Tahap tiga adalah sekolah yang sudah tidak ada perundungan, guru-guru sudah melakukan segmentasi anak mana yang lebih perlu bantuan, mana yang ketingalan, dan perencanaan sudah mulai terjadi dari anggaran yang sudah tersambung dengan pembelajaran.

Tahap empat adalah sekoah yang ideal, di mana literasi numerasi sudah di atas rata-rata, lingkungan sekolah menyenangkan, siswa mengalami perasaan bahwa dia didengarkan, berpartisipasi di dalam pendidikannya, siswa juga menjadi kontributor dalam pembelajaran dan kemerdekaan dalam pendidikan dia, pendidikan berpusat pada murid, serta refleksi guru dan perbaikan terus terjadi di dalam kelas, antarkelas, dan antarsekolah.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Episode 1 Februari 2021, Papa Surya Larang Aldebaran Bertemu Andin

"Tapi kita akan memilih sekolah-sekolah yang mulainya dari tahap satu, sekolah-sekolah tahap dua, sekolah-sekolah tahap tiga. Karena yang terpenting buat kita adalah deltanya perubahanya", Jelas Nadim.***

Editor: Zaenal Mutaqin

Tags

Terkini

Terpopuler