Partisipasi Perempuan di Tempat Kerja Masih Rendah Mencapai 54 persen, Sedangkan Laki-laki 82 Persen

29 Juli 2022, 05:40 WIB
Partisipasi Perempuan di Tempat Kerja Masih Rendah Mencapai 54 persen, Sedangkan Laki-laki 82 Persen /Antara/

Literasi News - Di Indonesia, penduduk perempuan mencapai 49,5 persen dari total penduduk Indonesia mencapai 273 juta. Namun partisipasi perempuan di tempat kerja masih rendah mencapai 54 persen, sedangkan laki-laki sudah 82 persen.

Dengan memberdayakan perempuan sesuai potensinya, diharapkan bisa membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. Apalagi jumlah angka kerja perempuan di berbagai bidang pembangunan, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan.

Presidensi G20 Indonesia 2022 tak luput dari penguatan peran perempuan dalam memulihkan krisis global pascapandemi Covid-19. Kesetaraan gender, keterlibatan perempuan dalam ekonomi lokal, dan digitalisasi ekonomi menjadi isu utama selama G20.

Baca Juga: Dukcapil Terbitkan Akta Kematian Jamaah Haji Meninggal Dunia Terintegrasi, data KK dan KTP Langsung Berubah

Oleh karena itu, Forum Merdeka Barat (FMB) 9, Kementerian Kominfo, seperti dirilis dari laman indonesia.go.id, menggelar sebuah diskusi secara daring bertajuk “Perempuan Berdaya untuk Pulih Bersama”.

Hadir sebagai narasumber Lenny N Rosalin, selaku Ketua Umum Panitia Nasional Ministerial Conference on Women's Empowerment (MCWE) G20 2022 Lenny N Rosalin dan Maudy Ayunda sebagai Tim Juru Bicara G20.

Lenny Rosalin menegaskan, pentingnya peran serta perempuan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi. Pasalnya saat ini tingkat partisipasi perempuan di tempat kerja masih rendah mencapai 54 persen, sedangkan laki-laki sudah 82 persen.

Baca Juga: Kejari Cianjur Naikkan Status Dugaan Tipikor Kasus Eks HGU di Sukaresmi ke Tahap Penyidikan

“Kita harus mengejar ketertinggalan ini, memberikan kesempatan kepada perempuan. Studinya McKinsey Global menyebutkan, kalau kita bisa menaikkan partisipasi angkatan kerja perempuan 3 persen saja, PDB Indonesia bisa naik USD135 miliar di 2025,” kata Lenny.

Di Indonesia, penduduk perempuan mencapai 49,5 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 273 juta. Dengan memberdayakan perempuan sesuai potensinya, diharapkan bisa membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik.

Namun masih ada hal lain yang menghambat perempuan untuk lebih berperan di bidang-bidang pembangunan. “Seperti kita semua tahu, salah satunya budaya masyarakat kita yang masih sebagian besar patriarki, masih turut menghambat. Itu yang perlu kita dorong ke depan,” urai Lenny.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Hari Ini, 29 Juli 2022: Ikuti Film Horor KKN dan Sinema Horor Asia, Chandragupta, dan Gopi

Maudy Ayunda menambahkan, negara yang maju dapat terbentuk dari rasa pedulinya terhadap berbagai isu, salah satunya adalah isu pemberdayaan perempuan. Mengutip Michelle Obama (istri mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama) yang mengatakan, “Tidak ada negara yang bisa benar-benar berkembang jika menghambat potensi perempuannya dan menghilangkan kontribusi dari separuh warganya.”

Menurut Maudy, negara harus peduli pada perempuan dan memberikan jalur-jalur yang dapat mendukung terciptanya kesetaraan gender. Dengan memberikan ruang bagi perempuan untuk berkarya, maka negara dapat mencapai kemajuan.

Sebagai tuan rumah penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022, komitmen Indonesia sangat kuat untuk mengangkat isu-isu perempuan. Pada Presidensi G20 Indonesia tahun ini, Indonesia mendorong isu-isu tersebut melalui aliansi G20 Empower dan Engagement Group Women20 atau W20.

Baca Juga: Cek Harga Tiket Persib Bandung vs Madura United, Simak Tata Cara Penukarannya

Salah satu agenda di Ministerial Conference on Women's Empowerment pada Agustus 2022 di Bali akan mengusung care economy. Jadi bagaimana kalau terjadi kesetaraan di dalam pembagian, baik itu di dalam keluarga, tempat kerja, di masyarakat, di ruang publik, semuanya, itu akan menjadi salah satu solusi.***

Editor: Hasbi

Tags

Terkini

Terpopuler