Odesa Indonesia: Tani Pekarangan, Langkah Konkret Mengatasi Kemiskinan

- 12 Desember 2023, 19:22 WIB
Odesa Indonesia: Tani Pekarangan, Langkah Konkret Mengatasi Kemiskinan.
Odesa Indonesia: Tani Pekarangan, Langkah Konkret Mengatasi Kemiskinan. /Odesa Indonesia

Untuk program tahun 2023 ini Odesa Indonesia bekerjasama dengan Banyan Tree Global Foundation dari Bintan. Menurut pendamping ekonomi pertanian dari Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman, spirit dalam program tani pekarangan adalah mengatasi kemiskinan dengan menumbuhkan etos kerja baru sekaligus menyuplai gizi.

“Tani pekarangan sangat konkret dengan catatan harus melalui pendampingan panjang. Tidak bisa sekali sosialisasi sekali kegiatan langsung jalan,” kata Basuki.

Menurut Basuki, para petani di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung selama ini bekerja dengan tradisi perladangan yang sangat bergantung dengan datangnya hujan. Mereka bekerja dikendalikan faktor eksternal. Bertani di ladang modalnya banyak sehingga buruh tani sangat sedikit memiliki pekerjaan. Selain itu, akibat perubahan iklim waktu tanam saat ini sangat terbatas.

“Kami berpikir mereka harus mendapatkan tambahan di luar itu, dan tani pekarangan bisa menjadi solusi,” kata Basuki yang selama 7 tahun mendampingi ragam kegiatan pertanian kaum miskin di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.

Basuki Suhardiman menambahkan, tani pekarangan memiliki nilai lebih sebagai gerakan ekonomi rakyat miskin karena orang miskin masih memiliki modal sekalipun hanya berupa lahan sepetak. Skill mereka dalam menanam juga sudah bisa. Yang belum sering kosong di desa-desa menurut Basuki adalah ilmu dan leadership.

“Kepemimpinan di level RT itu dibutuhkan. Kita memakai instrumen orang yang punya inisiatif dan mau menjalankan penuh semangat seperti Irma,” kata Basuki.

Dengan adanya penggerak lokal yang serius tersebut kegiatan bisa berjalan baik. Buruh tani yang lahannya sempit paling tidak bisa menanam antara 100 hingga 200 sayuran dalam polybag. Menurut Basuki itu sudah bermanfaat untuk mengurangi pemborosan belanja dapur.

“Itu sudah sangat bagus karena menghemat Rp 300.000 setiap bulan. Yang lebih bagus itu kalau bisa menanam 400 hingga 500 sayuran di dalam polybag. Selain menghemat belanja dapur, para petani bisa mendapatkan hasil penjualan senilai Rp 300.000 hingga Rp 400.000,” kata Basuki.

Basuki menambahkan, skema tani pekarangan yang seperti itu jelas sangat tepat untuk mengatasi kemiskinan di perdesaan. Sebab selama ini bantuan sosial pemerintah nilainya juga setara dengan hasil dari tani pekarangan.

Bedanya dengan program santunan banstuan sosial, program pemberdayaan tani pekarangan mampu menumbuhkan etos kewirausahaan. Sementara program santunan bantuan sosial lebih mendorong orang menjadi pasif, manja dan bahkan bisa menjerumuskan menjadi peminta-minta.

Halaman:

Editor: Abdul Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x