Kurs Rupiah Berpotesi Melemah, Dipicu Tren Kasus Positif Covid-19 di Dalam Negeri yang Kembali Meningkat

- 21 Januari 2022, 10:33 WIB
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS. Kurs rupiah berpotesi melemah hari ini Jumat 21 Januari 2022. Hal ini terutama seiring dengan tren kasus Covid-19 yang kembali meningkat.
Ilustrasi lembaran rupiah dan dolar AS. Kurs rupiah berpotesi melemah hari ini Jumat 21 Januari 2022. Hal ini terutama seiring dengan tren kasus Covid-19 yang kembali meningkat. /ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/am./

Literasi News - Kurs rupiah masih berpotesi melemah hari ini Jumat 21 Januari 2022. Hal ini terutama seiring dengan tren kasus Covid-19 yang kembali meningkat di dalam negeri.

Tercatat, kurs rupiah bergerak melemah 12 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.353 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.341 per dolar AS.

Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia, menjelaskan, kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia Kamis kemarin yang kembali tembus 2.100 kasus sehari bisa mempengaruhi kurs rupiah.

"Sehingga waspada kenaikan level pada PPKM Indonesia yang berpotensi berdampak pada sedikit melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujarnya, seperti dilansir Antara Jumat 21 Januari 2022.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia, Kasus Positif Harian Bertambah 2.116 Orang, DKI Jakarta Paling Banyak

Nikolas juga memaparkan beberapa faktor yang turut mempengaruhi pergerakan kurs rupiah. Di antaranya Bank Indonesia (BI) yang kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19-20 Januari 2022.

Selain itu, suku bunga deposit facility juga dipertahankan sebesar 2,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

BI menyatakan, keputusan itu sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas inflasi, nilai tukar, dan sistem keuangan, serta upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Menurut Nikolas, suku bunga acuan masih akan bertahan dalam beberapa waktu karena secara angka suku bunga acuan Indonesia masih lebih tinggi dari suku bunga acuan AS.

"Sehingga ketika AS mulai menaikkan suku bunga, Indonesia masih memiliki ruang untuk tidak terburu buru menaikkan suku bunga," katanya.

Halaman:

Editor: Hasbi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah