4 Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan Chairil Anwar yang Menyentuh Hati dan Penuh Perjuangan

- 9 Agustus 2022, 20:45 WIB
4 Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan Chairil Anwar yang Menyentuh Hati dan Penuh Perjuangan.
4 Kumpulan Puisi Bertema Kemerdekaan Chairil Anwar yang Menyentuh Hati dan Penuh Perjuangan. /YouTube Elang Malam

Literasi News – Simak empat kumpulan puisi bertema kemerdekaan karya Chairil Anwar yang menyentuh hati dan penuh perjuangan.

Jelang HUT RI ke-77, kumpulan puisi dari Chairil Anwar berikut bisa dibaca untuk memeriahkan perayaan hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2022 nanti.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut puisi bertema kemerdekaan dan perjuangan karya Chairil Anwar.

Baca Juga: Bingung Mencari Ide Lomba Agustusan ? Ini 17 Jenis Lomba Bisa Dimainkan di HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 2022

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo! Bung Karno kasih tangan, mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
Dipanggang di atas apimu, digarami lautmu
Dari mulai 17 Agustus 1945

Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api, Aku sekarang laut

Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu, di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu, di uratku kapal-kapal kita betolak dan berlabuh

KRAWANG-BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

Baca Juga: Sejarah Singkat Gerakan Pramuka Indonesia dan Perkembangan Pramuka Dari Masa ke Masa

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Maju

Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti
Sudah itu mati.

Maju

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.

Maju.
Serbu.
Serang.
terjang

SIA-SIA

Penghabisan kali itu kau datang
membawaku karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
darah dan suci
Kau tebarkan depanku
serta pandang yang memastikan: Untukmu.

Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.

Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.

Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.***

Editor: Abdul Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x