Kunci Agar Menemukan Guru Sejati Dengan Menutup Howo Songo

23 Oktober 2022, 09:42 WIB
Ilustrasi - Kunci Agar Menemukan Guru Sejati Dengan Menutup Howo Songo /pexels.com/Max Fischer/

Literasi News - Kunci atau cara bertemu guru sejati dalam diri dengan menutup howo songo, pepatah mengatakan bahwa hidup adalah belajar, setiap jiwa yang dilahirkan dan menjalani kehidupan sebagai manusia sejatinya sedang menjalani proses belajar.

Untuk semakin memurnikan diri sehingga semakin utuh dalam realisasikan kualitas-kualitas ketuhanan, dalam setiap jenis pembelajaran sudah pasti membutuhkan guru termasuk dalam pembelajaran spiritual.

Dimana di dalamnya setidaknya terdapat tiga jenis guru yaitu guru manusia, guru sejati dan guru suci.

Guru manusia adalah perintis pembuka pintu atau penunjuk arah jalan yang harus ditempuh oleh para pejalan spiritual, guru ini berperan di awal perjalanan sebagai pendobrak tatanan pola pikir seorang murid dimana telah dipenuhi oleh bermacam doktrin dan dogma.

Baca Juga: Nonton Beast Tamer Episode 3 Sub Indo Gratis Bukan dari Otakudesu, Anoboy, dan Gomunime, Download Disini

Guru manusia inilah yang kemudian intens mendukung secara spiritual dan energi termasuk dalam mendorong si murid untuk semakin terhubung dengan sang guru sejati. Guru sejati adalah intisari guru yang sebenarnya.

Seorang murid haruslah selalu aktif dan progresif dalam perjalanannya untuk terhubung dengan sang guru sejati, guru sejati adalah realitas ketuhanan yang bertahta di dalam relung hati manusia, dia merupakan manifestasi dari Tuhan itu sendiri.

Percikan yang bertugas membimbing sang jiwa dalam menjalani pembelajaran hidup, sebagaimana sang sumber hidup yang menjadi asalnya. Guru sejatipun memiliki banyak sebutan, ia juga disebut sebagai diri sejati dan sebagainya.

Namun, kesemuanya itu merujuk kepada realitas yang sama yaitu pribadi tertinggi yang bersemayam didalam setiap diri dan menjadi esensi dari setiap jiwa. Sementara guru suci pada prinsipnya adalah sama dengan guru manusia yaitu guru yang berada di luar diri.

Baca Juga: 40 Link Twibbon Hari Santri Nasional 2022, Sangat Cocok Dibagikan di Status WA

Hanya saja dia bersifat non fisik atau astral, guru suci adalah jiwa agung atau entitas cahaya yang berasal dari dimensi atas yang berjodoh untuk membimbing seorang murid atau sekedar melimpahkan energi dan cahaya kepada orang-orang tertentu yang selaras dengannya.

Guru suci bisa berasal dari kalangan leluhur yang berkesadaran tinggi atau dewa-dewi, malaikat, jiwa-jiwa suci dan entitas-entitas cahaya lainnya.

Dari ketiga guru tersebut kita akan membahas kunci atau cara bertemu guru sejati dalam diri dengan cara menutup howo songo manusia.

Sang guru sejati selalu berada di dalam diri manusia letaknya ada di pusat jiwa dan keberadaannya tidak pernah terpisah selama tubuh masih bernyawa. Hal itu karena guru sejatilah yang menjadi esensi yang sekaligus menghidupi sang jiwa.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Hari Ini Sabtu 22 Oktober 2022: Live Konser TOP 18 D'Academy 5, Kisah Nyata, Panggilan

Maka dengan cara atau metode yang tepat, guru sejati dapat ditemui kapan saja, bimbingan dan nasehat guru sejati dapat diakses serta diperoleh kapan saja dibutuhkan. Ada ratusan bahkan mungkin ribuan jalan spiritual yang berbeda-beda di dunia ini.

Jalan spiritual tersebut bersifat timbul tenggelam dan silih berganti sejak awal kemunculan manusia, namun sebenarnya itu semua memiliki tujuan yang sama yaitu mengembangkan metode latihan atau laku yang tepat demi menemukan dan menjumpai sang guru sejati.

Diantara banyak sekali jalan spiritual itu ada jalan yang disebut dengan puasa howo songo atau nutup howo songo, agar bisa bertemu dengan sang guru sejati.

Sebelum kita membahas nutup atau puasa homo songo tentunya kita sering menjumpai orang yang belum matang dalam berpuasa sehingga puasa yang dilakukannya hanyalah sebatas menahan haus dan lapar.

Baca Juga: Daftar 102 Nama Merek Obat Sirup yang Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut Sesuai Kemenkes

Puasa yang seperti itu adalah puasa yang hanya berada dalam tingkatan dasar dan belum memahami apa yang menjadi intisari atau esensi sejatinya berpuasa. Puasa yang sudah mengalami peningkatan mutu spiritual adalah puasa yang sudah tidak masuk lagi pada tataran fisik tapi juga masuk kedalam tataran batin, yaitu tataran yang mampu bermanifestasi pada akal budi dan perilaku.

Puasa seperti inilah yang sejatinya berpuasa, dimana akan memperbesar ketakwaan dan penghormatan kita kepada Tuhan. Puasa howo songo atau nutup babahan howo songo memiliki makna bahwa manusia hendaklah menjaga dirinya dari hawa nafsu yang keluar dari sembilan lubang yang terdapat di tubuh manusia.

Sembilan lubang tersebut adalah dua lubang di mata, dua di telinga, dua pada hidung, satu di mulut, satu lubang kelamin dan satu pada dubur. Dari sembilan lubang hawa itulah nafsu manusia akan muncul ketika mau berikhtiar.

Untuk mengontrol sembilan lubang hawa nafsu tersebut, manusia akan bisa lebih terarah kehidupannya karena sebenarnya fitrah dari sembilan jalan tadi adalah kesucian dan pengabdian kepada sang khalik.

Baca Juga: 5 Tips Mudah Menjaga Kesehatan Mental ala Psikolog, Nomor 4 Sering Disepelekan

Akan sangat sulit menemukan sang guru sejati apabila manusianya masih diperbudak dan dikuasai oleh hawa nafsu, oleh sebab itu sembilan lubang hawa tersebut harus dijaga dan dikendalikan.

Berikut ini adalah cara bertemu guru sejati dalam diri dengan cara nutup babahan howo songo, dimana yang pertama adalah:

1. Puasa mata

Puasa mata yakni tidak menggunakan mata untuk melihat hal-hal yang tabu atau porno dan segala sesuatu yang tidak pantas secara etika norma adat dan agama.

Tidak menggunakan mata untuk memandang dengan penuh kekejian emosi dan dengki yang membuat orang lain sakit hati.

2. Tidak menuruti nafsu tidur dan jangan kebanyakan tidur

Sebaliknya gunakan mata untuk memperhatikan ayat-ayat Tuhan yang terhampar di alam semesta.

3. Puasa telinga

Puasa telinga yaitu tidak menggunakan telinga untuk mendengarkan hal-hal yang negatif seperti gosip, rumpi, ajakan untuk berbuat maksiat dan lain-lain.

Telinga itu fitrahnya suci yaitu untuk mendengarkan kalimat, puji-pujian kepada sang pencipta ataupun untuk mendengar suara hati nurani.

Baca Juga: Polisi Tangkap Ibu Muda Tersangka Penipuan Arisan Online, Kerugian Korban Capai Rp1,2 Miliar

4. Puasa hidung

Yakni tidak menggunakan hidung untuk menghirup bau-bauan yang tidak bermanfaat bagi kesehatan, seperti candu, narkotika dan semacamnya.

Gunakanlah hidung untuk bernafas dalam ridho Tuhan. Apabila terdapat rasa syukur kepada Tuhan pada setiap nafas yang masuk melalui hidung kita, jiwa kitapun akan menjadi lebih tentram.

5. Puasa mulut

Yakni tidak mengumbar nafsu makan, makanlah pada saat rasa lapar telah tiba dan berhentilah sebelum kenyang.

Selain itu juga tidak berbicara yang bisa membuat sakit hati orang lain, tidak berucap yang menimbulkan keresahan dan kegelisahan, namun sebaliknya kita manfaatkan mulut untuk bertutur kata yang menentramkan juga menghibur bagi sesama.

5. Puasa alat kelamin

Yakni tidak mengumbar dan menuruti hawa nafsu syahwat secara berlebihan. Sekalipun itu dilakukan dengan pasangan yang sah.

Energi kehidupan manusia mudah terkuras oleh aktivitas seksual, oleh sebab itu dalam khazanah dunia mistik, senantiasa ditekankan untuk menghemat energi kehidupupan.

6. Puasa dubur

Yakni menggunakan sebagaimana fungsinya secara normal tidak ada penyimpangan seksual, lubang dubur manusia itu merupakan jalan untuk mengeluarkan segala sesuatu yang tidak lagi diperlukan oleh tubuh.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dipastikan Absen Melawan Chelsea, Akibat Ulahnya Saat MU Jumpa Tottenham

7. Puasa pikiran, puasa hati, puasa roh dan puasa rasa

- Puasa pikir yakni tidak berprasangka buruk tidak negatif thinking tidak picik akal tidak membuat rencana buruk, destruktif dan provokatif. Bukalah pikiran seluas-luasnya dan jadikan pikiran yang mampu menerima sinyal-sinyal dari batin agar pikiran menjadi cermat, teliti dan selalu berpikir positif.

- Puasa hati yakni tidak iri dan dengki terhadap prestasi orang lain, tidak panasan, tidak melecehkan dan meremehkan pendapat orang lain, jadikanlah hati sebagai gudang ilmu yaitu dengan cara membuka hati kepada luasnya ilmu pengetahuan dan sumber-sumber kebenaran.

- Puasa roh yakni tidak berkeinginan yang berlebihan atau melebihi batas kewajaran, namun selalu eling dan waspada. Eling akan Sangkan paraning dumadi dan waspada terhadap segala hal yang menjadi penghalang kemuliaan hidup.

- Puasa rasa yakni memiliki rasa untuk tidak memiliki, hal ini akan memberikan kita keikhlasan dimana akan menjadikan batin lebih tenang, hati tentram, pikiran jernih, tidak mudah kecewa atau patah hati, selalu sehat jasmani dan rohani.

Jika manusia mampu mengendalikan atau menutup homo songo dan menyempurnakan empat puasa penyertanya.

Maka dirinya akan selalu terhubung dengan alam semesta dan pada saat itulah dirinya akan menjadi manusia yang berada pada level lanjut, yaitu manusia yang mampu bertemu dan berkomunikasi dengan sang guru sejatinya.***

Editor: Yuanitasari ciptadi

Tags

Terkini

Terpopuler