Proyek Kereta Cepat Perlu Audit, Pengamat: Minimalisasi Pembengkakan Biaya

- 10 November 2021, 16:42 WIB
Foto udara struktur jembatan tertinggi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung Section Tunnel #6 DK 88 di Desa Depok, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa 15 Juni 2021. Konstruksi jembatan tersebut memiliki tinggi lebih dari 60 meter dan panjang 160 meter tipe balance cantilever serta dikerjakan dengan metode cor di tempat menggunakan alat form traveler selama 14 bulan. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dinilai memerlukan audit keuangan.
Foto udara struktur jembatan tertinggi proyek Kereta Cepat Jakarta - Bandung Section Tunnel #6 DK 88 di Desa Depok, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa 15 Juni 2021. Konstruksi jembatan tersebut memiliki tinggi lebih dari 60 meter dan panjang 160 meter tipe balance cantilever serta dikerjakan dengan metode cor di tempat menggunakan alat form traveler selama 14 bulan. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dinilai memerlukan audit keuangan. /Antara/M Ibnu Chazar/

Literasi News - Proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dinilai memerlukan audit keuangan. Hal ini untuk meminimalisasi pembengkakan biaya yang terjadi.

Demikian disampaikan Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno kepada Antara di Jakarta, Rabu 10 November 2021.

"Proyek (ini) masalahnya hanya di keuangan, yaitu menunggu Penyertaan Modal Negara (PMN) dan perlu audit juga tentunya," ujar Djoko Setijowarno.

Djoko Setijowarno mengakui, pembengkakan biaya pembangunan proyek infrastruktur kereta api merupakan hal yang biasa terjadi.

Dia menjelaskan, pandemi Covid-19 menjadi faktor penting terganggunya arus kas alias cash flow para perusahaan yang menjadi anggota konsorsium proyek tersebut.

Baca Juga: Proyek Kereta Cepat Bakal Disuntik Rp4,3 Triliun oleh Pemerintah, Ada Apa? Simak Penjelasan Menteri Keuangan

Oleh karena itu, Djoko Setijowarno menyarankan agar para pemangku kepentingan untuk lebih teliti dalam kajian, khususnya dalam hal keuangan.

"Dimulai dari SDM yang digunakan harus lebih efisien. Kalau dulu manajemennya baru semua, sekarang SDM oleh PT Kereta Api berarti penghematan di sisi SDM, jadi bisa mengurangi pembengkakan," tuturrnya.

Seperti diketahui, proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun mencapai kurang lebih Rp27,09 triliun.

Meskipun demikian, pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bakal menyuntikan dana sebesar Rp4,3 triliun kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sebagai kebutuhan pemenuhan ekuitas dasar.***

Editor: Hasbi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x