Pupuk Kujang Bina Ibu Rumah Tangga Jadi Pengusaha

- 1 Oktober 2021, 10:57 WIB
Tempat usaha Ibu Rumah Tangga binaan PT Pupuk Kujang.
Tempat usaha Ibu Rumah Tangga binaan PT Pupuk Kujang. /Pupuk Kujang/

Literasi News – Pupuk Kujang Cikampek terus membuat program pemberdayaan masyarakat. Yang paling baru adalah Program KUWAT (Kujang Wanita Tangguh).

Sebagai salahsatu program CSR, program tersebut menyasar masyarakat di sekitar perusahaan untuk dibina dan diberdayakan hingga mandiri.

“Para peserta program ini adalah ibu rumah tangga tanpa penghasilan. Tapi punya semangat untuk berwirausaha,” kata Agung Gustiawan, VP Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) Pupuk Kujang, Kamis 30 September 2021.

Baca Juga: Siaran Langsung Liga Inggris Akhir Pekan 2-3 Oktober 2021, Ada MU vs Everton, Liverpool vs City Live SCTV Mola

Dalam menjalankan program itu, Departemen PKBL Pupuk Kujang bersinergi dengan Baitulmaalku menjaring para perempuan di sekitar perusahaan untuk dibekali beragam keterampilan seperti menjahit, mendesain, manajemen keuangan, keterampilan wirausaha, digital marketing hingga inovasi produk.

“Dalam menjaring peserta, kami upayakan bagi dhuafa, putus sekolah, dan yang tidak berpenghasilan. Para peserta, kami beri pelatihan hingga punya kemampuan expert. Hasilnya kini para peserta bisa berpenghasilan,” kata Misya Bani dari Baitulmaalku.

Saat ini, ungkap Misya, sudah ada 10 perempuan yang aktif memproduksi plakaian setiap hari. Dalam sehari, seorang peserta bisa membuat dua setel pakaian.

Semua peserta kini punya keterampilan laiknya profesional. Seluruh proses roduksi dilakukan secara mandiri dengan penuh keterampilan.

Yuli Novitasari (30) sudah setahuBaca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Film Series 'Sianida' Episode 9 Full Movie: Jenny Kembali di Incarn menjadi peserta program KUWAT. Perempuan asal Dawuan itu kini punya banyak keterampilan. Saat ini ia bisa mendesain hingga berkreasi menjahit aneka jenis pakaian. Semua itu bisa ia lakukan setelah mengikuti program KUWAT.

Selama setahun itu, ia secara aktif mengikuti berbagai pelatihan. Sedangkan setahun yang lalu, Yuli sehari-hari membuka jasa menjahit di rumahnya. Hasilnya pun tidak tentu. Sebab, bisnisnya hanya diketahui dari mulut ke mulut dengan market terbatas.

Halaman:

Editor: Dipo Sasono


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x