Hasil Karya Pendidikan Vokasi Mesin CNC Bubut Leanturn Resmi Meluncur ke Pasar Domestik

- 18 Desember 2021, 15:07 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto, dalam acara peresmian pengiriman produk perdana Mesin CNC Bubut Leanturn ke pangsa pasar domestik, di Surakarta Jawa Tengah, Jumat 17 Desember 2021.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto, dalam acara peresmian pengiriman produk perdana Mesin CNC Bubut Leanturn ke pangsa pasar domestik, di Surakarta Jawa Tengah, Jumat 17 Desember 2021. /Kemendikbud Ristek/

Literasi News - Kemendikbud Ristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) meresmikan pengiriman produk perdana Mesin CNC Bubut Leanturn ke pangsa pasar domestik.

Mesin tersebut merupakan hasil kolaborasi antara SMK St. Mikael, Politeknik ATMI Solo, dan PT ATMI Solo. Kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri ini menjadi salah satu bukti bahwa pendidikan vokasi mampu menghasilkan produk nyata untuk digunakan masyarakat.

Mesin CNC Bubut Leanturn sudah masuk ke dalam aplikasi SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto, mengaku bangga dengan prestasi tersebut karena tidak mudah untuk masuk ke dalam sistem SIPLah.

"Produk CNC buatan SMK St. Mikael ini juga telah melewati uji aspek presisi, aspek durability, dan aspek konsistensi kepresisian dalam ribuan jam produksi, sudah sesuai standar industri," kata Wikan di Surakarta Jawa Tengah, Jumat 17 Desember 2021, dilansir laman Kemendikbud Ristek.

Baca Juga: Sinergi Penguatan Ekonomi Daerah Berbasis Kemitraan Melalui Menara Vokasi

Wikan menjelaskan, karya ini menjadi suatu pencapaian yang luar biasa bagi SMK St. Mikael atas kerja keras mereka dalam mengimplementasikan konsep Link and Super Match yang telah digaungkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbus Ristek.

"Kami ingin sekolah-sekolah yang lain dapat mencontoh praktik baik ini. Sehingga akan tercipta produk-produk lain yang bermanfaat melalui proses pembelajaran pembelajaran berbasis industri (teaching factory) dan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning yang disingkat PjBL) di satuan pendidikan vokasi," tuturnya.

Wikan juga menyampaikan keyakinan akan pentingnya pembelajaran yang menerapkan konsep teaching factory yang umumnya disebut TEFA dan PjBL di SMK atau satuan pendidikan vokasi lainnya agar siswa memiliki pengalaman yang riil saat belajar layaknya belajar dengan suasana dan budaya kerja di industri.

Baca Juga: Tinggi, Animo Perguruan Tinggi Vokasi Tingkatkan Program D3 Menjadi D4 atau Sarjana Terapan

Halaman:

Editor: Hasbi

Sumber: Kemendikbud Ristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah