Jurnalis Pikiran Rakyat Dipersekusi dan Dianiaya Saat Meliput Demonstrasi RUU Pilkada di Kota Bandung

Tayang: 23 Agustus 2024, 18:36 WIB
Editor: Tim Literasi News
Demonstrasi menolak RUU Pilkada di depan DPRD Jabar, 22 Agustus 2024. Jurnalis Pikiran Rakyat dipersekusi saat meliput.
Demonstrasi menolak RUU Pilkada di depan DPRD Jabar, 22 Agustus 2024. Jurnalis Pikiran Rakyat dipersekusi saat meliput. /Pikiran Rakyat/Alza Ahdira/

Literasi News - Kejadian yang kurang mengenakan baru saja dialami oleh seorang jurnalis Pikiran-rakyat.com, Alza Ahdira saat meliput aksi demo tolak RUU Pilkada di Kota Bandung pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Alza Ahdira menjadi korban persekusi oleh Orang Tak Dikenal (OTK) saat meliput aksi demonstrasi tolak RUU Pilkada di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jl. Diponegoro No.27, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung.

Peristiwa ini terjadi ketika Alza bersama rekannya, Ari, yang juga seorang jurnalis Pikiran-Rakyat.com dalam perjalanan pulang dari lokasi demo sekitar pukul 19.00 melewati Jl. Trunojoyo untuk menuju motor yang diparkir di dekat lokasi Gedung DPRD.

Baca Juga: Nonton Hazure Waku no Joutai Ijou Skill de Saikyou Episode 7 Sub Indo, Touka dan Seras Tiba di Ibu Kota Ulza

"Saat itu, saya berniat mengambil motor dan berjalan mengarah ke arah polisi yang sedang memukul mundur para demonstran," ujar Alza.

Alza menjelaskan dalam perjalanan menuju motor Alza tiba-tiba didekati oleh sekelompok pria berjumlah sekitar lima orang yang mengenakan pakaian sipil dan tanpa tanda pengenal yang jelas. Salah satu dari kelompok tersebut menunjuknya dan berteriak, "Merekam apa woi?" Kelompok itu kemudian mengerubungi Alza, menginterogasinya, dan berusaha merampas telepon genggamnya.

"Kelima orang tersebut mengenakan pakaian sipil dan tidak ada yang berseragam. Mereka juga tidak menunjukkan kartu identitas. Beberapa orang dari mereka membawa tongkat bambu. Salah seorang dari mereka memakai kaus hitam tanpa lengan dan helm full face," kata Alza.

Baca Juga: 58 Tahun Pikiran Rakyat: Terus Beradaptasi Dengan Segala Perkembangan Zaman

Meskipun Alza telah menjelaskan bahwa ia seorang jurnalis dan mengenakan atribut lengkap Pikiran Rakyat, tetapi salah seorang dari mereka tetap mengintimidasi untuk menghapus seluruh file video yang ia rekam selama meliput aksi demonstrasi dan merampas ID card pers miliknya.

Tak lama setelah itu, Alza mengalami pemukulan di bagian kepala dengan bambu, namun beruntung helm yang ia kenakan melindunginya dari cedera serius.

Intimidasi dan pemukulan terus dilakukan hingga ke arah tangan dan kepala. Kelompok tak dikenal itu memaksa Alza menunjukkan dan menghapus dokumentasi foto dan video terkait aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jabar. Setelah memastikan seluruh file dokumentasi terhapus, kelompok tersebut meninggalkan lokasi. Kabarnya hingga saat ini, kartu pers milik Alza belum dikembalikan.

Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul Jurnalis Pikiran Rakyat Dipersekusi Saat Meliput Demonstrasi Tolak Revisi RUU Pilkada di Bandung

Redaksi Pikiran Rakyat, Satrya Graha menegaskan, mengecam tindakan aksi persekusi yang dilakukan kelompok tak dikenal tersebut saat wartawan menjalankan tugas jurnalistiknya. Insiden ini juga merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia.

Baca Juga: Setelah PKB, ASLINA Kembali Kantongi SK Dukungan Resmi dari Partai NasDem di Pilkada Subang 2024

"Insiden ini menunjukkan ancaman serius terhadap kebebasan pers dan hak asasi manusia. Juga merusak fondasi demokrasi yang kita junjung," katanya.

Satrya menegaskan bahwa, jurnalis memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik. Tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok tak dikenal tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga berdampak negatif terhadap transparansi dan akuntabilitas.

"Pemaksaan untuk menghapus dokumentasi foto dan video saat aksi unjuk rasa tersebut, jelas-jelas melanggar kebebasan pers. Kami mendesak penegakkan hukum yang tegas pelanggaran ini. Kami akan terus memperjuangkan hak dan keselamatan jurnalis, serta mendukung upaya untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua jurnalis dalam melaksanakan tugasnya. Kebebasan pers adalah kebebasan kita semua," ujar Satrya yang juga Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia wilayah Jawa Barat itu.***

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub