BNPB : Waspadai Cuaca Ekstrem Selama Pancaroba

- 29 September 2020, 08:59 WIB
Ilustrasi, gambar citra satelit prakiraan cuaca BMKG
Ilustrasi, gambar citra satelit prakiraan cuaca BMKG /BMKG/
Literasi News JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem selama peralihan musim atau pancaroba.
 
Hal itu mengacu kepada prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG), masyarakat diminta mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang atau puting beliung.
 
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati mengatakan bencana hidrometerologi masih dominan terjadi dengan dampak yang luar biasa baik korban jiwa maupun kerugian material.
 
 
“BMKG menyebutkan selama September-Oktober ini periode peralihan musim dari kemarau ke penghujan. BNPB juga telah menyampaikan arahan kepada BPBD di 27 provinsi,” ujar Raditya dalam siaran pers yang diterima Literasi News, Senin (28/9/2020).
 
Menghadapi musim pancaroba, Kepala BNPB Doni Monardo meminta Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) untuk memonitor dan melakukan koordinasi dengan pusdalops di daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. 
 
Selain itu masyarakat diminta terus memonitor prakiraan cuaca yang disampaikan BMKG, sehingga dapat mengantisipasi dampak terburuk dari cuaca esktrem.
 
 
Berdasarkan peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan cuaca pada 29 September 2020 dengan potensi hujan lebat bisa disertai kilat atau petir serta angin kencang akan terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat.
 
Wilayah tersebut yakni Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Purwakarta.
 
Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut dan berlokasi dekat dengan sungai-sungai di hulu hingga hilir serta wilayah berpotensi banjir untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Selain itu, pemukiman yang berdekatan dengan tebing atau di wilayah perbukitan untuk memantau kondisi lingkungan sekitar.
 
 
“Langkah pencegahan dini dibutuhkan untuk mengantipasi dampak longsor yang dapat dipicu oleh curah hujan tinggi mapun struktur tanah yang labil,” kata Doni.
 
Lebih lanjut, Doni juga meminta masyarakat memperhatikan protokol Kesehatan apabila harus melakukan evakuasi. Hal itu dilakukan karena pandemi COVID-19 masih terjadi berbagai wilayah. 
 
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Priyatnasyamsah mengatakan, Kota Bogor telah memetakan 16 kelurahan yang rawan bencana longsor.
 
16 kelurahan tersebut tersebar di seluruh kecamatan. Untuk kecamatan Bogor Barat, Kelurahan Panaragan, Paledang, dan Sempur termasuk zona rawan bencana.***
 

Editor: Hasbi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x