Literasi News- Apa itu Siklon Herman? Siklon Herman termasuk ke dalam kategori siklon tropis yang terbentuk di Samudra Hindia. Berdasarkan Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) yang dikembangkan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Siklon Herman berawal dari bibit siklon yang tumbuh dari vorteks atau pusaran angin berskala luas.
Siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar, dengan radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 derajat Celsius.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot (62,9 km/jam) pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
Baca Juga: Pasca Heboh Kasus Penutupan Patung Bunda maria, Kapolres Kulon Progo Dicopot
Dikutip dari akun twitter milik Ahli Klimatologi di Pusat Penelitian Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Erma Yulihastin @EYulihastulin mengungkapkan seberapa bahayanya Siklon Herman. Menurutnya, bagi para ilmuwan, dampak dari siklon semacam itu bisa terbilang mengerikan
Berapa Bahaya Siklon Herman?
"Ya Allah, ampunilah dosa dan kecongkakan kami. Jauhkan siklon Herman dari Indonesia. Update siklon: bergerak ke timur. Tampaknya lebih cepat ke timur dari prediksi semula," ucapnya, Kamis, 30 Maret 2023.
"Saya tidak tahu seberapa penting siklon Herman ini dalam pandangan pemangku kepentingan, tetapi bagi ilmuwan, siklon semacam ini bisa sangat mengerikan dampak dari lapis-lapis pusarannya. Karena itu, saya hanya bisa berusaha mendampingi publik untuk upaya mitigasi terbaik," katanya menambahkan.
Erma Yulihastin juga menanggapi pernyataan BMKG yang menyebutkan bahwa siklon Herman mulai bergerak menjauhi Indonesia. Dia mengatakan, efek jarak jauh tetap bisa terjadi meski siklon menjauhi Bumi Pertiwi.