Network
Literasi News - Sejak jadi perbincangan hangat baru-baru ini, larangan thrifting atau impor pakaian bekas oleh pemerintah, menjadi sorotan beberapa pihak termasuk dari Politisi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa impor pakaian bekas tersebut mengganggu industri dan UMKM dalam negeri.
"Kalau dikatakan bahwa pakaian thrifting itu membunuh UMKM, maka izin saya mau bertanya. Data apa yang digunakan para menteri itu?," ucap Adian Napitupulu saat diwawancara pers, Sabtu, 18 Maret 2023.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Wisata Kuliner di Bandung, Ide Untuk Tempat Munggahan Bersama Keluarga
Aktivis 98 tersebut menilai, nilai impor pakaian bekas yang masuk ke Indonesia belum seberapa. Menurutnya, impor pakaian bekas yang masuk ke Indonesia hanya 417 ton, yang mana nilai itu setara dengan 0,6 persen impor pakaian dari China yang mencapai 64.660 ton, mengutip dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019.
"Dari 417 ton impor pakaian bekas itu pun tidak semuanya bisa di jual ke konsumen karena ada yang tidak layak jual. Rata-rata yang bisa terjual hanya sekitar 25 persen hingga 30 persen saja atau di kisaran 100 ton saja," tutur Adian menambahkan.
Melansir dari data BPS, pada tahun 2020 impor pakaian bekas hanya sebesar 66 ton atau 0,13 persen dari impor pakaian jadi China yang pada saat itu mencapai 51.790 ton.
Di tahun 2021, impor pakaian bekas mengalami penurunan menjadi 0,01 persen atau hanya 8 ton dari impor pakaian China yang sebesar 57.110 ton.
"Dari seluruh angka di atas maka sesungguhnya UMKM kita dibunuh siapa? Mungkin urut-urutannya seperti ini, UMKM 80 persen di bunuh pakaian jadi impor dari China, sementara pakaian jadi impor China saat ini tidak dibunuh, tapi sedang digerogoti oleh pakaian bekas impor," tutur politisi PDIP tersebut.
