Network
Literasi News - Kasus dugaan suap perizinan ekspor benih lobster (benur) di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) masih jauh dari tuntas. Meski telah menetapkan 7 tersangka, Komisi Pemberantasan Korupsi terus mendalaminya untuk mengungkap kasus itu lebih detil.
Beberapa saksi pun dipanggil untuk melengkapi berkas. Salah satunya Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Pung Nugroho Saksono. Dia diperiksa KPK pada Rabu, 24 Februari 2021.
Pung diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Menteri KKP Edhy Prabowo dan kawan-kawan. Salah satu materi pemeriksaannya adalah soal pembelian jam tangan mewah oleh Iis Rosita Dewi, istri tersangka Edhy Prabowo.
Baca Juga: Tambang Emas Ilegal Desa Burangga Parigi Mautong Longsor, 23 Penambang Tertimbun
"Pung kami periksa untuk didalami pengetahuannya terkait dengan dugaan pembelian jam tangan mewah oleh istri tersangka EP di Amerika Serikat (AS)," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 25 Februari 2021, seperti dilansir ANTARA.
Pung adalah salah satu pejabat KKP. Menurut informasi, Pung ikut dalam rombongan perjalanan dinas Edhy Prabowo ke AS. Pulang dari perjalanan dinas itu, Edhy langsung ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, 25 November 2020.
Selain Pung, pada Rabu kemarin, KPK juga memeriksa tiga saksi lainnya yaitu Selasih (notaris), Noer Syamsi Zakaria (karyawan swasta) dan Esti Marina (mahasiswi).
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Kembali Dibuka, Ketua Komisi X : Vaksinasi Guru Harus Tuntas
Selasih diperiksa terkait dugaan pembelian tanah oleh tersangka Andreau Misanta Pribadi (AMP) melalui istrinya. Tanah itu dibeli diduga melalui uang yang dikumpulkan tersangka AMP dari para eksportir yang mendapat izin ekspor benur di KKP tahun 2020.
