Network
Literasi News - Pemerintah pusat akan memberikan bantuan paket data internet kepada para mahasiswa sebagai bentuk dukungan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Bantuan paket data internet itu diajukan oleh Kementerian Agama.
Kementerian Agama telah menyiapkan anggaran untuk bantuan paket data internet tersebut sehingga diharapkan dapat terserap semua. "Anggaran telah tersedia dan perangkat pedoman bantuan sebentar lagi akan ditandatangani oleh Bapak Menteri Agama," kata Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Suyitno, pada Selasa, 10 November 2020, seperti dikutip dari www.kemenag.go.id.
Oleh karena yang mengajukan kementerian agama, bantuan paket data internet itu pun khusus bagi mahasiswa di perguruan tinggi keagamaan Islam (PTKI). Ada 500 lebih lebih PGTKI yang terdaftar di Kemenag.
Baca Juga: BNPB Gunakan Google Maps Informasikan KRB Gunung Merapi, Bisa Identifikasi Posisi
Total jumlah mahasiswa dari 500-an PGTKI tersebut lebih dari 1 juta orang. Namun, hingga kini, baru setengahnya yang terdaftar.
"Oleh karena itu, astikan seluruh mahasiswa terdata dengan baik berikut nomor ponselnya. Mereka yang terdaftar dan terdata ini, akan diberikan bantuan paket data. Ini bentuk dukungan kami terkait pemberlakuakan PJJ yang saat ini mereka lakukan," kata Suyitno, dalam Rapat Koordinasi Virtual Meeting melalui zoom yang diselenggarakan Kementerian Agama dengan 500 perwakilan PGTKI.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini menegaskan, bantuan paket data tersebut adalah bentuk kepedulian pemerintah pada pendidikan anak bangsa di tengah krisis. "Dalam situasi dan kondisi apapun, pendidikan harus tetap berjalan dan harus berkualitas. Karena itu, sarana dan prasarana pembelajaran harus terpenuhi,” katanya.
Baca Juga: Berikut 10 Ucapan Hari Pahlawan Nasional 10 November, Yang Layak Jadi Status WA dan Instagram
Sementara itu, Kasubbag Data Sistem Informasi, Madrasah, Guru, Tenaga Kependidikan serta Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada Ditjen Pendidikan Islam, Dodi Irawan Syarif menuturkan, belum seluruh data mahasiswa masuk dalam daftar penerima. Sistem pendataan mahasiswa memakai aplikasi EMIS.
"Data yang sudah masuk serta telah melalui verifikasi dan validasi, baru mencapai 592.725 orang. Artinya, baru separuh mahasiswa. Karenanya, kita harus bekerja keras untuk melengkapinya,” kata Dodi.
