Literasi News - Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Padawaras, Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat harus menantang maut menerobos air Sungai Ciujung yang kerap meluap.
Tidak adanya akses jembatan di wilayah itu membuat para siswa dan warga setempat terpaksa membelah aliran arus sungai yang kencang sepanjang 100 meter.
Semangat para siswa untuk mendapatkan ilmu pelajaran mengalahkan rasa takut dan bertaruh nyawa demi menuntut ilmu di sekolah.
Seorang Guru SDN Padawaras, Eyep (48) mengatakan, sejak tahun 2018 jembatan gantung sebagai akses satu-satunya warga yang menghubungkan antar kecamatan, yakni Kecamatan Cikadu, Cidaun dan Naringgul, hanyut akibat banjir bandang.
Namun, kata Eyep sejak jembatan tersebut roboh, hingga saat ini belum ada pembangunan baru, baik dari Pemkab maupun Provinsi.
"Setiap hari anak-anak harus menyeberangi sungai. Karena lokasi sekolah beda kecamatan. Para siswa ini harus melintas Sungai Ciujung dengan jarak sekitar 100 meter dengan air yang cukup deras," kata Eyep, kepada wartawan.
Baca Juga: Tugu Botol Kecap Legendaris di Puncak Cipanas Dibongkar Setelah Berdiri Puluhan Tahun
Disebutkan Eyep, persoalan kerap terjadi saat musim hujan yang mengakibatkan debit air sungai meluap. Sehingga banyak siswa yang tidak masuk sekolah, karena tidak ada jalan lagi.
"Berharap kepada pemerintah baik daerah, Provinsi dan pusat tolong bantu kami, bangun kembali jembatan ini, karena kami dan warga lainya juga anak sekolah sangat membutuhkan jembatan gantung yang permanen," harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukaluyu, Wahyu telah beberapa kali mengajukan pembangunan jembatan baik ke pemerintah daerah maupun provinsi. Namun, hingga saat ini tidak pernah ada realisasinya.