Program Organisasi Penggerak Libatkan 7.000 Sekolah Dan 50.000 Kepala Sekolah, Guru, Serta Pengawas

- 25 April 2022, 13:41 WIB
Kegiatan seri webinar Sapa GTK 2 dengan tema "Gotong Royong Memajukan Pendidikan Melalui Program Organisasi Penggerak".
Kegiatan seri webinar Sapa GTK 2 dengan tema "Gotong Royong Memajukan Pendidikan Melalui Program Organisasi Penggerak". /Kemendikbudristek/

Literasi News - Program Organisasi Penggerak (POP) telah melibatkan sekitar 7.000 sekolah dan tidak kurang dari 50.000 kepala sekolah, guru, dan pengawas.

Program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini, merupakan bagian dari Merdeka Belajar tahun 2021.

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Praptono, menilai hal itu merupakan bukti bahwa gotong royong bisa dilakukan. Dan melalui program ini, daerah-daerah sasaran yang selama ini sulit mendapatkan intervensi dari pemerintah justru melalui ormas-ormas POP dapat digapai.

Berkat para ormas POP ini, menurut dia, sekolah-sekolah yang berada di daerah Papua, Papua Barat, Sulawesi, Kalimantan Utara, dan termasuk juga yang berada di Sumatra mereka bisa mendapatkan program peningkatan kompetensi.

"Dan yang lebih membanggakan lagi, program yang dibawa ini merupakan program yang sudah teruji dengan praktik baik yang dilakukan oleh para ormas," kata Praptono pada kegiatan seri webinar Sapa GTK 2 dengan tema Gotong Royong Memajukan Pendidikan Melalui Program Organisasi Penggerak, baru-baru ini, seperti dilansir Kemendikbudristek.

Baca Juga: Mendikbudristek: Manfaatkan Beasiswa Pendidikan Indonesia, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Praptono mengungkapkan, tujuan dijalankan POP dalam rangka perluasan praktik baik capaian hasil peningkatan belajar siswa dalam bidang literasi, numerasi, dan karakter.

Hal ini sejalan dengan amanah yang diemban oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim yang merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo bahwa pendidikan harus terlibat aktif dalam mempersiapkan SDM unggul.

"Anak-anak kita akan berada di era di mana teknologi digital berkembang dengan sangat pesat. Dan untuk membekali generasi Indonesia ke depan maka anak-anak harus punya tiga kompetensi fundamental, yaitu kemampuan atau kompetensi literasi, numerasi, dan karakter," katanya.

Untuk itulah, menurut Praptono, melalui semangat gotong royong Kemendikbudristek mengajak dan mengundang seluruh organisasi masyarakat melalui program POP untuk mereka menyajikan program-program unggulannya.

Halaman:

Editor: Hasbi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x