Rabeg, Makanan Sarat Sejarah yang Jadi Favorit Sultan Banten, Ada Resepnya Juga

- 31 Desember 2020, 13:46 WIB
Rabeg, Kuliner Khas Banten Favorit Sultan
Rabeg, Kuliner Khas Banten Favorit Sultan /banten.travel/

Literasi News - Apabila Anda berkesempatan menghabiskan liburan akhir tahun di Provinsi Banten, jajal juga kuliner khasnya. Salah satu yang umum dijumpai ialah Rabeg.

Sekilas, tampilan Rabeg mirip tengkleng yang menjadi favorit di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya. Rabeg banyak dijumpai di rumah-rumah makan kawasan Kota Serang dan Cilegon.

Rabeg dan Tengkleng sama-sama memakai bahan dasar daging dan jeroan kambing. Bedanya, Rabeg beraroma kuat, mirip dengan hidangan khas Timur Tengah.

Baca Juga: Jejak Pandemi di Pesisir Gorontalo [1]: Umar Pasandre, Sang Pelestari Mangrove Suku Bajo

Itu karena banyaknya rempah yang dijadikan bumbu yaitu biji pala, lada, kayu manis, jahe, dan lengkuas. Selain itu, juga ada bumbu lainnya seperti bawang merah, bawang putih, cabai, gula merah, atau kecap manis.

Di beberapa kedai, ada juga yang menyajikan Rabeg dengan pilihan daging sapi. Karena, ada juga beberapa orang yang tak suka dengan aroma kuat daging kambing.

Favorit sultan

Rabeg pun punya sejarah panjang. Itu terungkap dair buku "Jejak Kuliner Arab di Pulau Jawa" karya Gagas Ulung dan Deerona dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Baca Juga: Maraton Film Dilan di SCTV Hari Ini,'Mulai Dari Dilan 1990,Dilan 1991,Hingga Milea:Suara Dari Dilan

Dalam buku yang terbit tahun 2014 itu, ada kisah tentang Rabeg. Sesuai buku itu, Rabeg tak akan ada di Banten apabila Sultan Maulana Hasanuddin tak berkelana ke Arab untuk menunaikan ibadah haji.

Sultan Maulana adalah putra sulung Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon. Dia adalah penguasa Kesultanan Banten bergelar Pangeran Sabakinking yang memerintah antara 1552 hingga 1570.

Dulu, salah satu jalur utama menuju Arab adalah melalui laut. Dalam perjalanannya itu, Sultan Maulana dan rombongan tiba di pelabuhan Kota Rabigh, tepi Laut Merah.

Baca Juga: Film Akhir Tahun: Train To Busan dan Perempuan Tanah Jahanam Tayang di Trans 7 Hari Ini 31 Desember

Rabigh adalah sebuah kota kuno yang sebelumnya bernama Al Juhfah. Saat ini, Rabigb masuk dalam wilayah Jeddah, Provinsi Mekah, Arab Saudi.

Pada awal abad ke-17, tsunami besar menghancurkan kota tersebut. Namun beberapa saat setelah bencana itu, Al Juhfah dibangun kembali dan menjelma menjadi sebuah kota yang sangat indah.

Sultan Maulana Hasanuddin begitu mengagumi keindahan Rabigh dan kerap menghabiskan waktu berkeliling kota. Saat menikmati suasana kota, Sultan Maulana Hasanuddin mencicipi satu masakan berbahan dasar olahan daging kambing. Dan, dia sangat menyukainya.

Baca Juga: Segera Daftar, Januari 2021 Kemensos Siap Salurkan Bansos BLT 3,5Juta

Singkat cerita, setelah beres berhaji dan tiba kembali di Banten, Sultan Maulana Hasanuddin terus teringat keindahan Kota Rabigh dan kuliner kambingnya.

Ia lalu pun meminta juru masak istana membuatkan masakan seperti yang dia cicipi di Rabigh. Meski tidak sama persis, masakan karya juru masaknya tetap disukai Sultan.

Sejak saat itu kuliner ala Rabigh itu menjadi hidangan wajib di Istana Kesultanan Banten. Masakan itu pun dinamai rabigh dan seiring berjalannya waktu, resep rabigh pun menyebar hingga ke seluruh Banten.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Bioskop Spesial Tahun Baru di Trans 7, Ada Film 'Spiderman : Far For Home' dan Venom

Masyarakat ikut menyukai masakan favorit sultan mereka. Dan, kata rabigh pun berubah menjadi rabeg sampai hari ini.

Resep Rabeg
Nah, bagi Anda yang ingin merasakan bagaimana nikmatnya kuliner favorit sultan, bisa mencoba membuatnya di rumah. Ini resepnya.

1. Siapkan daging domba secukupnya, potong dadu kecil-keciil lalu rebus agar lemaknya terangkat dan empuk.

2. Setelah mulai empuk, angkat dan tiriskan

3. Daging rebus tadi diangkat dan ditiriskan.

Baca Juga: Mau Buat Sate Maranggi di Malam Tahun Baru, Berikut Resepnya

4. Siapkan tumisan bumbu rempah yang sudah dihaluskan. Bumbunya terdiri dari biji pala, lada, kayu manis, jahe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, dan  cabai.

4. Masukkan daging yang sudah empuk tadi dan tumis dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Tambahkan gula merah atau kecap manis, garam, dan merica secukupnya. Sesuai selera.

5. Tuangkan sedikit air kaldu sisa rebusan ke dalam tumisan. Biarkan hingga air rebusan mengental dan menyatu dengan potongan-potongan daging.

6. Supaya bau prengus khas daging kambing hilang, bisa ditambahkan daun salam dan bunga lawang untuk menimbulkan sensasi harum.

Makanan sudah siap. Bisa jadi teman santap malam di tahun baru. ***
 

Editor: Dipo Sasono

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x