Puasa Tak Sekedar Menahan Dahaga dan Lapar, Haidar Bagir : Perjalanan Suluk

- 25 Maret 2023, 04:20 WIB
Puasa Tak Sekedar Menahan Dahaga dan Lapar, Haidar Bagir : Perjalanan Suluk.
Puasa Tak Sekedar Menahan Dahaga dan Lapar, Haidar Bagir : Perjalanan Suluk. /Twitter @haidar_bagir

Ia berpendapat tujuan puncak dari suluk ialah mencapai ihsan. Yakni, hubungan pemujaan/cinta kepada Allah Swt, yang begitu intens, dalam bentuk masuknya seorang hamba ke hadirat ilahiyah, dalam pertemuan berhadap-hadapan/musyahadah dengan-Nya. Dalam ungkapan berbeda, segitiga mujahadah-riyadhah-ihsan ini bisa dirujuk sebagai proses takhalliy – tahalliy – tajalliy.

Takhalliy – bermakna pengosongan – maknanya sejajar dengan mujahadah. Yakni pengosongan hati kita dari nafsu keakuan/egoisme yang cenderung mendorong kita untuk berbuat maksiat.

Tahalliy – bermakna penghiasan – kiranya sejajar dengan riyadhah. Yakni mengisi hati kita dengan nilai-nilai ibadah yang sesungguhnya mencakup – bukan hanya gerakan-gerakan lahir – tetapi lebih penting lagi merupakan aktivitas batin.

Jika kita selesai dengan takhalliy dan tahalliy, maka kita pun akan mencapai tahap bertajalliy nya Allah Swt. di dalam hati kita. Inilah tingkatan Ihsan. Sabda Nabi: “Allah itu indah dan menyukai keindahan”. Maka Dia hanya akan bersemayam di tempat yang indah yang sudah terhiasi. Yakni hati yang sudah bebas dari nafsu amarah dan telah dipenuhi dengan ibadah-ibadah yg memenuhi nilai-nilai kekhusyukan dan kekhudhu’an (kehadiran dan merendahkan hati).

Ia pun memberikan pendapat mengenai 4 Rukun mujahadah yang sangat berkaitan dengan berpuasa, sebagai berikut :

1. Qillatut-tha’am, yang untuk masa sekarang kiranya lebih pas diterjemahkan sebagai “konsumsi seperlunya.” Biasa juga disebut dengan zuhud.
2. Qillatul manam, yakni tidur seperlunya. Biasa juga disebut sebagai sabar.
3. Qillatul kalam (bicara seperlunya). Biasa juga disebut dengan shamt.
4. Yang terakhir adalah i’tuzalul anam (menarik diri dari pergaulan yang berlebihan). Biasa juga disebut sebagai ‘uzlah saja.
Ibnu Arabi menambah dengan unsur ke-5, yakni meniru Rasul saw.

Maka, jika seseorang yang hendak memiliki modal awal yang besar untuk bertasawuf atau suluk (sepanjang tahun), maka memaksimumkan kualitas ibadah (di bulan) puasa adalah jalan yang terbaik.***

Halaman:

Editor: Abdul Rokib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x