Berdasarkan itu pula, Ohsumi menemukan satu cara sederhana untuk ‘mengaktivasi’ terjadinya Autophagy dalam sel ialah kondisi kekurangan nutrisi. Di sisi lain ialah berpuasa. Berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan nutrisi makanan dan mencari-cari nutrisi yang tersisa di dalam tubuh.
Proses ini membuat Autophagy teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak atau pun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun, Glucagon mulai bekerja dan membersihakn sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
Dalam proses ini, Tubuh harus terbebas dari makan dan minum minimal selama 12 jam. Hal itu sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya. Sedikit saja makanan masuk ke tubu sebelum 12 jam dapat membuat proses Autophagy akan terhenti.
Berdasarkan temuan ini, Ohsumi akhirnya berhasil memenangkan hadiah Nobel di Bidang Ilmu Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 2016. Hal tersebut dilansir di NobelPrize.org .
Akhirnya manfaat ibadah berpuasa ini sebaiknya tak hanya dirasakan pada saat Ramadhan saja. Ibadah puasa sunah yang rutin pun akan merangsang terjadinya proses autophagy lebih sering sehingga tubuh pun akan menjadi sehat.***